Nelayan Aceh Ngaku Lihat 3 Kapal Rohingya di Laut Pulau Rondo

Aceh

Nelayan Aceh Ngaku Lihat 3 Kapal Rohingya di Laut Pulau Rondo

Agus Setyadi - detikSumut
Minggu, 08 Jan 2023 13:10 WIB
3 kapal diduga membawa imigran Rohingya. (Foto: Istimewa)
3 kapal diduga membawa imigran Rohingya. (Foto: Istimewa)
Banda Aceh -

Nelayan Aceh melaporkan melihat tiga kapal diduga membawa pengungsi Rohingya di wilayah selatan Pulau Rondo. Namun sekarang belum diketahui keberadaan 'manusia perahu' tersebut.

"Informasi kemarin kapal itu berjarak sekitar 3 mil dari Pulau Rondo," kata Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek saat dimintai konfirmasi detikSumut, Minggu (8/1/2023).

Pulau Rondo adalah pulau terluar yang terletak paling ujung barat Indonesia. Pulau yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari Sabang itu tidak berpenghuni dan dijaga TNI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Miftach menjelaskan, informasi keberadaan tiga kapal diduga membawa pengungsi Rohingya itu diterimanya dari Panglima Laot Ie Meulee Sabang, Saiful Bahri. Dia meminta nelayan yang melaut untuk mengikuti aturan berlaku.

"Semua nelayan dalam melakukan aktivitas sehari-hari di laut agar selalu mematuhi aturan adat laot dan aturan negara yang berlaku," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Diketahui, dua gelombang pengungsi Rohingya terdampar di Aceh pada akhir Desember 2022. Gelombang pertama mendarat di Ladong, Aceh Besar pada Minggu (25/12) dan sehari berselang satu gelombang terdampar di Pidie.

Dalam rapat di DPR Aceh, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan pengungsi Rohingya dipandu lewat koordinat GPS agar dapat tiba di daratan Tanah Rencong.

"Kita melihat mereka memiliki koneksi atau jaringan di Aceh. Ini dapat ditengarai pihak penghubung datang pada hari yang sama sehingga mereka dipandu dengan koordinat GPS," kata Direktur Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI), Achsanul Habib, Rabu (4/1).

Achsanul menjelaskan hal itu dalam rapat lintas sektoral terkait penanganan Rohingya yang digelar DPR Aceh. Menurutnya, titik koordinat GPS pengungsi tersebut juga dimiliki lembaga internasional, LSM nasional dan internasional serta pemerintah negara asing melalui kedutaannya.

"Jadi koordinat mereka tercatat dan disebarkan termasuk pergerakan dan perpindahan di tengah laut," jelasnya.




(agse/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads