Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengungkap penyebab maraknya anak stunting di Kabupaten Mandailing Natal (Madin). Edy menyebut stunting itu terjadi diduga kuat karena pencemaran bahan kimia.
"Persoalan stunting yang melanda anak-anak kita di Mandailing Natal (Madina) kita duga kuat terjadi akibat adanya pencemaran bahan-bahan kimia yang turut memicu gangguan kesehatan," kata Edy dikutip dari Instagram-nya, Kamis (29/12/2022).
Bahan kimia yang dimaksud Edy ini muncul dari proses tambang emas ilegal yang menjamur di Madina. Edy mengatakan persoalan itu menjadi pembahasannya dengan Ditjen Minerba Kementerian ESDM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditjen Minerba Kemen ESDM juga menyampaikan hasil kajian dampak kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) terhadap permasalahan stunting di Kabupaten Madina," sebutnya.
Hasil kajian itu, kata Edy, terkait tingkat pendapatan, pendidikan, pandangan masyarakat, pengetahuan pencegahan stunting hingga sistem penambangan emas oleh para penambang.
"Menurut hasil kajian yang dilakukan di 10 kecamatan di Madina, kegiatan PETI sudah berlangsung turun temurun menggunakan sistem mendulang, mendompeng, dan gelundung (menggunakan mercuri). Masyarakat menganggap kegiatan tersebut biasa saja dan tidak menyadari bahaya bagi masyarakat," tuturnya.
Selain persoalan itu, Edy mengatakan minimnya pola hidup sehat dan pemenuhan gizi, serta minimnya aktivitas membersihkan diri usai melakukan kegiatan penambangan juga ikut memperparah pencemaran zat-zat kimia berbahaya.
"Laporan ini nantinya akan saya tindaklanjuti segera, kita akan adakan pertemuan intens dengan bupati dan kepala desa, serta melibatkan pihak yang berkompeten mengkaji bidang kesehatan. Sehingga permasalahan stunting di Kab. Madina segera kita tangani," jelasnya.
(afb/afb)