Mengenal Budaya "Eh Leuho" di Sabang, Toko Tutup Siang Hari-Jalanan Sepi

Mengenal Budaya "Eh Leuho" di Sabang, Toko Tutup Siang Hari-Jalanan Sepi

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 20 Des 2022 14:16 WIB
Toko-toko di Sabang tutup pada siang hari. (Agus Setyadi/detikSumut)
Toko - toko di Sabang tutup pada siang hari. (Agus Setyadi/detikSumut)
Sabang -

Traveler yang sedang melancong ke Sabang jangan heran bila melihat pertokoan tutup pada siang hari dan jalanan sepi. Masyarakat di sana memiliki budaya 'eh leuho' atau tidur siang yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun.

Pertokoan di Sabang umumnya tutup mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Di sana, pada siang hari hanya warung makan atau warung kopi serta bengkel yang buka.

Swalayan, toko kelontong dan lainnya tutup total. Akibatnya, jalanan di Sabang sepi pada siang hari. Pengunjung yang berada di Sabang dapat berbelanja berbagai kebutuhan pada pagi atau sore hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di wilayah kota tradisi seperti itu masih berlaku yaitu toko tutup siang hari. Tapi kalau di kampung sudah ada yang buka," kata seorang warga Sabang, Rizal kepada detikSumut, Selasa (20/12/2022).

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi menjelaskan, tradisi warga menutup toko pada siang hari sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Tradisi itu terbentuk dari pola aktivitas masyarakat ketika masih ada pelabuhan bebas pada medio tahun 1965 hingga tutup tahun 1985.

ADVERTISEMENT

Kala itu, masyarakat melakukan aktivitas bongkar barang serta kegiatan dagang pada malam hari. Hal itu dilakukan karena kapal menyeberang ke Banda Aceh pada pagi hari.

"Sehingga masyarakat beraktivitas hingga dini hari. Efek dari pola aktivitas seperti ini membuat masyarakat kemudian memilih tidur siang untuk persiapan malam hari beraktivitas lagi," kata Reza.

Menurutnya, pola itu terus berlanjut meski sekarang tidak ada lagi aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan pada malam hari. Warga Sabang pun menjadikan tidur siang sebagai budaya sehingga menyebabkan kota menjadi sepi.

"Publik menyebutnya budaya 'eh leuho' atau bobok siang seperti halnya budaya tidur siang di Barcelona yang sering disebut 'siesta'," jelasnya.

Meski pertokoan tutup, namun tempat wisata di Sabang tetap buka pada siang hari. Traveler bebas menikmati keindahan alam serta menjelajahi ke berbagai destinasi wisata.




(agse/nkm)


Hide Ads