Saat Turis Asing Kepincut Permainan Tradisional di Festival Ujung Barat

Aceh

Saat Turis Asing Kepincut Permainan Tradisional di Festival Ujung Barat

Agus Setyadi - detikSumut
Senin, 12 Des 2022 20:41 WIB
Turis asing bermain egrang di Festival Ujung Barat, Sabang. (Foto: Dok Disbudpar Aceh)
Turis asing bermain egrang di Festival Ujung Barat, Sabang. (Foto: Dok Disbudpar Aceh)
Banda Aceh -

Sejumlah turis asing ikut meramaikan Festival Ujung Barat yang digelar di Sabang, Aceh. Mereka ikut mencoba beberapa permainan tradisional yang ada di kegiatan itu.

Turis yang datang ke acara tersebut berasal dari Prancis dan Amerika Serikat. Kebetulan para pelancong ini sedang berada di Kota Sabang. Di kegiatan tersebut, mereka ikut mencoba permainan egrang, yaitu permainan dengan berjalan menggunakan batok kelapa dan seutas tali rafia.

Selain egrang, dalam event itu juga banyak permainan tradisional seperti tarik tambang, layang klueng dan lainnya. Di sana, mereka juga menikmati jajanan khas Aceh seperti kopi, kue tradisional dan membeli beberapa kerajinan produk dari desa wisata di Sabang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang turis asal Amerika, Peter, mengakui baru pertama kali berkunjung ke Sabang dan mendapat sambutan hangat dari warga setempat. Menurutnya, permainan tradisional yang dicobanya cukup menarik meski dia susah payah menggunakan egrang.

"Saya baru pertama kali ke sini. Ini cukup menarik, anda lihat saya tadi seperti kesulitan untuk bermain itu (egrang), tetapi saya suka," kata Peter dalam keterangan tertulis dari Disbudpar Aceh, Senin (12/12/2022).

ADVERTISEMENT

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, T Hendra Faisal, mengatakan, Festival Ujung Barat menjadi momentum untuk mengembangkan desa wisata melalui kearifan lokalnya. Kegiatan yang ikut menarik wisatawan asing itu telah ditutup pada Minggu (11/12/2022) malam.

Menurutnya, perubahan perjalanan wisatawan dari pariwisata massal (mass tourism) ke pariwisata alternatif (alternative tourism) harus dijadikan batu pijakan untuk menyiapkan hingga mengembangkan potensi desa wisata.

"Tentu pengembangan itu harus sesuai dengan kearifan lokal setempat dan tanpa meninggalkan budaya dan keseniannya. Sudah banyak contoh di Indonesia di mana event desa wisata itu bisa maju dengan menampilkan kearifan lokalnya," jelas Hendra.

"Kolaborasi dan inovasi jadi kunci untuk pengembangan desa wisata. Tentunya dengan menjunjung nilai-nilai budaya, seperti tagline kita 'Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata'," lanjutnya.




(agse/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads