Kapolda Bicara Pemicu Ledakan Tambang di Sawahunto: Diduga Gas Metana

Sumatera Barat

Kapolda Bicara Pemicu Ledakan Tambang di Sawahunto: Diduga Gas Metana

Tim detikNews - detikSumut
Minggu, 11 Des 2022 08:00 WIB
Evakuasi korban tambang batu bara di Sawahlunto
Proses evakuasi korban ledakan maut tambang batu bara di Sawahlunto (Foto: Istimewa)
Sawahlunto -

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono menyebut telah mengirim tim khusus untuk menyelidiki penyebab ledakan maut tambang batu bara di Sawahlunto. Namun, informasi awal yang diterimanya pemicu ledakan adalah gas metana.

Ledakan tambang batu bara milik PT Nusa Alama Lestari itu sendiri menewaskan 10 pekerja. Selain itu dua ada juga korban luka serius.

"Laporan yang saya terima sejauh ini memang diduga kuat akibat adanya gas metana yang memicu terjadinya ledakan," ujarnya dilansir detikNews dari Antara, Minggu (11/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja untuk memastikan dugaan itu, pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih jauh. "Kita akan turunkan tim khusus dari Polda Sumbar untuk melakukan penyelidikan," ungkapnya.

Menurut dia, pada kedalaman tertentu di lokasi tambang memang terdapat gas metana. Maka dari itu pihaknya akan mengecek ulang dan mengkaji standar operasional tambang.

ADVERTISEMENT

"Seharusnya ada standar keselamatan jika ada letupan akibat gas metana, namun kami akan melakukan penyelidikan," katanya.

Ia juga mengatakan korban akibat ledakan tambang itu mengalami luka-luka karena memang gas metana ini membuat letupan atau semburan api di seluruh lubang tersebut.

"Ada korban yang selamat, namun mengalami luka bakar hingga 30 persen. Kita akan pastikan lagi untuk penyebabnya dan akan turunkan tim untuk mengungkap hal ini," katanya.

Tambang Batu Bara Milik PT NAL Pernah Meledak 2016 Lalu. Baca Halaman Selanjutnya....

Hal senada disampaikan Kasat Reskrim Polres Sawahlunto, Iptu Ferlyanto Pratama Marasin. Dia menduga ledakan di lubang tambang karena adanya konsentrasi gas metan di dalam lobang tambang.

"Sementara karena ada kosentrasi gas yang tinggi. itu yang masih kami selidiki. Kita akan panggil dan periksa saksi-saksi setelah semua persoalan yang berkaitan dengan evakuasi dan penanganan korban selesai," kata Ferly kepada detiksumut, Sabtu (10/12).

"Saat ini kami masih meminta dan berkoordinasi untuk memeriksa kepala teknik tambang," tambah Ferly.

Tambang meledak di lubang tambang milik PT NAL bukan pertama kali terjadi. Dalam catatan detikSumut, pada tahun 2016 lalu ledakan serupa pernah terjadi yang menyebabkan lima korban.

Menurut Ferly, pihaknya juga akan mendalami apakah ledakan yang terjadi kali ini sama dengan kasus ledakan yang pernah terjadi tahun 2016 lalu.

"Tahun 2016 lalu pernah ada ledakan juga. Tapi saya belum monitor kasusnya saat itu. Nanti akan kita pertanyakan dan dalami juga," jelas dia.

Halaman 2 dari 2
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads