Banjir merendam ratusan rumah warga di Desa Simpang Gambus, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (Sumut), sejak Selasa lalu. Banjir di sana terjadi setelah tanggul sungai jebol dan sejumlah sungai meluap.
Amatan detikSumut, Jumat (18/11/2022) banjir terparah terjadi di Dusun VIII, Sesa Simpang Gambus. Daerah ini memang bersempadan langsung dengan Sungai Sei Dalu-dalu yang meluap karena debit air tak sanggup menampung curah hujan.
Seorang warga bernama Hasan Basri menceritakan bagaimana kepanikannya dan keluarga berupaya mengevakuasi barang barang dari dalam rumah saat air mulai naik. Dia memprioritaskan barang elektronik untuk dievakuasi terlebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari subuh sampai pagi itu air mulai naik. Waktu air sudah hampir selutut mulai panik kami semua mulai mengangkat barang barang elektronik ke keluar rumah tempat yang lebih tinggi. Saya sampai tak sadar bisa memikul kulkas sendiri," kata Hasan Basri.
Perjuangannya memindahkan barang-barang tersebut dari rumahnya ke ujung jalan yang permukaannya lebih tinggi kurang lebih 100 meter.
Dalam kepanikan tersebut, dia hanya bisa menyelamatkan baberapa barang saja. Sisanya lebih banyak terendam banjir terkurung di dalam rumah.
"Kalau kereta (sepeda motor), TV, kulkas, barang-barang dapur sebagian baju aman. Tapi kebanyakan gak selamat di dalam rumah itu sudah habis tenggelam semua," kata dia.
Ketinggian air di rumahnya saat ini kata dia mencapai dada orang dewasa. Ia dan keluarga terpaksa mengungsi ke tenda darurat yang disediakan untuk sementara waktu. Begitu pula dengan warga lainnya.
"Ini yang paling parah. Pernah banjir juga tahun 2007 tapi tak seperti ini," kata dia.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batu Bara, Ahmadan Choir kepada wartawan mengatakan, secara global banjir di daerah itu merendam empat kecamatan dan lima desa. Salah satu lokasi terparah akibat jebolnya tanggul sungai di daerah perbatasan antara Kabupaten Simalungun dan Batu Bara berada di Desa Simpang Gambus dan terdampak lebih dari 250 kepala keluarga (KK).
"Kalau yang terparah di Desa Simpang Gambus itu di dusun VIII ada sekitar 28 KK. Waktu pertama air naik kita sudah bantu evakuasi warga dan sekarang ini sudah ditampung ada total 7 tenda pengungsian yang dibangun," kata dia.
(dpw/dpw)