Sejumlah oknum polisi melakukan penyerangan dan menganiaya tenaga kesehatan RS Bandung di Jalan Mistar, Medan. DPRD Sumatera Utara (Sumut) menyoroti pendidikan Polri yang dinilai teledor sehingga peristiwa itu terjadi.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Sumut, Mangapul Purba mengatakan, peristiwa tersebut bermula dari polisi yang masuk klub malam dan kemudian check in di hotel. Dia menilai hal itu tidak pantas dilakukan oleh seorang polisi, sehingga dia mendorong agar institusi kepolisian lebih meningkatkan bobot pendidikan calon polisi.
"Itu kan contoh tidak bagus, jadi kita minta juga kepada Polri secara khusus dalam mendidik memberikan pembekalan yang lebih mantap, supaya lebih memantapkan pembobotan daripada taruna atau siswanya di sekolah, supaya jangan seperti ini," kata Mangapul Purba kepada detikSumut, Rabu (9/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, kata dia, pelaku penganiayaan tersebut dilakukan lebih dari satu orang, meskipun masalah itu berawal dari satu polisi. Mangapul menuding adanya keteledoran di lingkungan pendidikan kepolisian.
"Kalau dibilang salahnya hanya satu orang, itu nggak benar. Buktinya ada delapan ada sampai 15 terindikasi. Berarti di lingkungan pendidikannya juga ada keteledoran," tudingnya.
"Kalau tadi cuma satu orang yang lari kemudian membuat keributan, itu mungkin orang (oknum), tapi kalau sampai delapan orang sudah gerombolan namanya itu," imbuhnya.
Selain itu, Mangapul juga menyesalkan adanya peristiwa tersebut. Dia meminta kepolisian agar memproses masalah tersebut sesuai dengan ketentuan hukum.
Pemilik rumah sakit, kata Mangapul, kebetulan anggota mereka di Fraksi PDIP. Sehingga dia meminta Polda Sumut agar menerapkan hukum pidana dan kode etik kepada polisi yang bersangkutan.
"Fraksi meminta kepada pihak Polda Sumut supaya memproses kasus ini dengan jernih sesuai hukum, baik itu perspektif pidananya maupun dalam perspektif institusi kepolisiannya, karena itu kan dua hal yang berbeda prosesnya," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Keseriusan polisi dalam kasus ini akan menjadi penilaian masyarakat terhadap citra polisi di Sumut. Apalagi citra institusi Polri belakangan ini jelek di mata masyarakat.
"Paling tidak masyarakat akan menilai ketegasan polisi di Sumut, jangan citra polisi jelek makin jelek lagi di Sumut dengan kejadian-kejadian belakangan ini," tutupnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menjelaskan peristiwa tersebut bermula dari kesalahpahaman antara satu polisi dengan sekuriti dan Nakes rumah sakit Bandung. Kesalahpahaman tersebut terjadi di salah satu hotel di Kota Medan.
Awalnya empat orang yang sama-sama berteman dan saling kenal sedang nongkrong di kafe dan minum alkohol. Keempat orang itu adalah Bripda T, Debye dan Iten merupakan mahasiswi dan Ayu seorang perawat RS Bandung.
Usai nongkrong, mereka menuju hotel memesan dua kamar. Karena Iten dan Ayu mabuk, agar tidak ribut keluar kamar mereka dikunci dari luar oleh Bripda T. Akan tetapi Ayu marah dan menelpon kawan-kawannya dan terjadilah percekcokan.
Simak Video "Video: Aksi Pria Ngelem di Depan Polda Sumut Demi Konten"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)