Banjir yang melanda Aceh Tamiang sejak beberapa hari lalu tidak menyurutkan niat pasangan calon pengantin untuk melaksanakan akad nikah. Para penghulu yang terjebak banjir mencari cara agar dapat hadir di lokasi pernikahan.
"Sejak banjir melanda Aceh Tamiang beberapa hari lalu setiap hari ada masyarakat yang melaksanakan pernikahan baik di KUA maupun di luar kantor, padahal hampir semua KUA sudah direndam air, namun kita memaklumi hajat ini telah dipersiapkan masyarakat jauh-jauh hari, Insyaallah petugas KUA siap melayani," kata Kasi Bimas Islam Kemenag Aceh Tamiang, Anwar dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (8/11/2022).
Anwar mengaku mendapat banyak cerita dari penghulu ketika hadir di lokasi pernikahan. Proses pernikahan yang sejatinya dilakukan di Kantor KUA terpaksa dipindahkan ke lokasi yang ditentukan keluarga calon pengantin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penghulu yang berjuang untuk menikahkan calon pengantin, kata Anwar adalah Suharno. Penghulu KUA Banda Mulia itu sempat tertahan di Seumadam selama dua hari karena jalan nasional tidak dapat dilewati.
Dia terpaksa bertahan meski saat itu pernikahan belum diputuskan lanjut atau ditunda. Setelah ada kepastian, Suharno menumpang truk agar dapat melewati genangan banjir.
Motor yang dipakainya pun ikut diangkut menggunakan truk. Suharno lalu menumpang kendaraan yang sudah didesain untuk menerobos banjir untuk sampai ke lokasi dituju.
"Kendaraan dinas penghulu terpaksa diboyong ke atas truk untuk melewati banjir karena masyarakat sudah menunggu. Mereka telah mempersiapkan semuanya walau dalam keadaan banjir. Penghulu kita hadir ke sana dengan penuh perjuangan," jelas Anwar.
Selain itu, ada juga penghulu di wilayah tersebut yang menggunakan sampan agar dapat hadir ke lokasi pernikahan. "Ada banyak kisah para penghulu di Aceh Tamiang dalam melayani pencatatan pernikahan di tengah tengah banjir, semangat kawan-kawan ASN Kemenag Aceh Tamiang luar biasa," jelasnya.
Kepala Kantor Kemenag Aceh Tamiang H. Fadhli, mengatakan, proses administrasi di Kantor Kemenag Aceh Tamiang secara umum belum aktif pasca direndam banjir. Namun ASN di sana tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat yang sifatnya mendesak.
"Ada empat KUA tergenang air, di dalam kantor sampai lutut orang dewasa. Sedangkan 8 KUA akses jalan putus total selama 3 hari kecuali menggunakan sampan itupun sangat sulit sekali," kata Fadhli.
"Kami mengapresiasi dan menyampaikan terimakasih kepada ASN Kemenag Aceh Tamiang, khususnya kawan-kawan Penghulu dan petugas di KUA lainnya yang telah mengedepankan layanan kepada masyarakat meski rumah mereka sendiri juga terendam banjir," ujar Fadhli.
(agse/afb)