Jalan di Riau Rusak Parah, Mobil Tumbang-Anak Sekolah Tersungkur

Riau

Jalan di Riau Rusak Parah, Mobil Tumbang-Anak Sekolah Tersungkur

Raja Adil Siregar - detikSumut
Senin, 07 Nov 2022 16:25 WIB
Jalan rusak di Indragiri Hilir, Riau.
Jalan rusak di Indragiri Hilir, Riau. (Foto: Istimewa)
Indragiri Hilir -

Jalan lintas Cenaku di Indragiri Hilir, Riau rusak parah dan sangat sulit dilalui kendaraan. Jalan itu disebut sudah banyak makan korban.

Informasi diterima detikSumut, kerusakan jalan terjadi di Jalan Pangkalan Kasai, baik di Desa Anak Talang hingga ke Desa Cenaku Kecil. Kerusakan jalan dikeluhkan masyarakat setempat.

Kerusakan jalan sendiri terjadi sejak satu bulan terakhir. Bahkan diperparah dengan kondisi hujan di sejumlah wilayah di Riau beberapa bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jalan di Cenaku ini rusak parah dan tak dapat dilalui kendaraan. Banyak mobil terguling dan motor jatuh, sudah seperti kubangan kerbau," kata salah seorang warga, Abdullah, Senin (7/11/2022).

Jalan rusak di Indragiri Hilir, Riau.Jalan rusak di Indragiri Hilir, Riau. (Foto: Istimewa)

Selain kendaraan, aktivitas anak sekolah juga terganggu. Banyak anak sekolah yang melintas di lokasi jatuh dan harus pulang ke rumah karena pakaian seragam berlumpur.

ADVERTISEMENT

"Kita kasihan anak sekolah banyak mau pergi malah jatuh. Tentu kami minta agar pemerintah segera mengambil kebijakan," kata Abdullah.

Kerusakan parah juga diperkuat Camat Batang Cenaku Triyatno. Jalan rusak terjadi sejak satu bulan terakhir karena tak kunjung ada perbaikan.

"Rusak parahnya sejak beberapa bulan ini. Untuk parahnya sampai tidak bisa dilewati sekitar sebulan inilah," kata Triyatno.

Terbaru, banyak kendaraan tidak bisa lagi melintas karena kerusakan jalan provinsi itu semakin parah. Apalagi, kondisi tanah yang lunak dan berlumpur akibat diguyur hujan.

"Sekarang semakin parah karena kan hari hujan terus. Mobil, motor sudah tidak bisa lewat dan itu jalan provinsi," katanya.

Selain kendaraan tak dapat melintas, jalan rusak juga berdampak kepada masyarakat setempat. Sebab, masyarakat tidak dapat mengangkut hasil perkebunan baik sawit ataupun getah karet.




(ras/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads