Sebanyak 114 ekor kerbau di Rokan Hulu (Rohul), Riau mati mendadak. Ratusan ternak kerbau itu mati diduga akibat terpapar penyakit sapi ngorok atau Sepricaemia Epizootica (SE).
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Rohul Agung Nugroho mengatakan kerbau dilaporkan banyak mati sejak 10 Oktober. Laporan awal terjadi di Desa Tanjung Belit, Rambah.
"Pada 10 Oktober 2022 lalu kami terima laporan dari peternak Tanjung Belit. Dari laporan itu langsung petugas kami turun untuk disinfektasi dan pengobatan," kata Agung, Rabu (2/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi ditemukan ada 21 ekor kerbau mati. Sementara 38 ekor lainnya terpaksa dipotong peternak karena sudah sulit untuk diselamatkan.
Namun sejak 17 Oktober lalu, sudah tak ada laporan kasus serupa di daerah itu. Hanya saja laporan baru diterima lagi di daerah Bangun Purba.
Di daerah tersebut, terlihat banyak kerbau mati mendadak. Kerbau-kerbau mati saat berada di peternakan dan kubangan.
"Untuk di Bangun Purba ada 5 ekor kerbau mati dan 50 ekor dipotong paksa. Namun perkembangan kasus sangat cepat karena ternak tergabung dalam satu kandang dan cuaca musim hujan," imbuh Agung.
Atas semua laporan tersebut, petugas pun menurunkan tim untuk pengobatan. Untuk pengobatan sulit dilakukan karena banyak kerbau dalam keadaan liar.
"Total ada 114 kerbau mati. Semua sudah ditangani dan penyebab bakteri pasteurela SP atau berasal dari hewan carrier. Dalam bahasa lain sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica," katanya.
(ras/dpw)