Cerita Ortu Anaknya Meninggal karena Gagal Ginjal: Kami Pikir Kurang ASI

Cerita Ortu Anaknya Meninggal karena Gagal Ginjal: Kami Pikir Kurang ASI

Tim detikHealth - detikSumut
Jumat, 21 Okt 2022 13:41 WIB
Ilustrasi Kaki Bayi Baru Lahir Terlihat Bengkok, Ini Alasannya Bun
Ilustrasi bayi (Getty Images/iStockphoto/monkeybusinessimages)
Jakarta -

Bayi berusia tujuh bulan, ET, tutup usia di rumah sakit karena didiagnosa menderita gagal ginjal akut. ET, bayi perempuan itu awalnya menderita demam tinggi hingga mengalami kejang.

Yusuf, orang tua ET, menceritakan kondisi anaknya yang meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Kata dia, putrinya itu mulai 17 September 2022 mengalami penurunan kesehatan.

Meski masih nafsu makan, tapi intensitas buang air kecilnya menurun. "Malem masih bagus, tapi pipisnya berkurang. Kami pikir waktu itu asupan ASI sedikit. Karena waktu itu istri ASI-nya berkurang signifikan, produksinya sedikit," ujarnya dilansir detikHealth, Jumat (21/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya ET mulai demam. Awalnya dia mengira anaknya demam karena tertular dari kakak-kakaknya yang saat itu juga sedang batuk pilek. Namun di malam hari, ET sulit tidur dan sesekali kejang.

Keesokan harinya, orang tua ET memberikan susu formula karena mengira kondisi kesehatan anaknya menurun lantaran dehidrasi. Namun ET mengalami diare hebat pada Senin sore.

ADVERTISEMENT

Sepanjang hari-hari tersebut, baik Yusuf maupun sang istri tidak memberikan obat apapun kepada ET.

"Jadi obat-obatan belum pernah, riwayat keluarga besar kami juga bagus, tidak ada ginjal," ujar Yusuf.

Mereka kemudian membawa ET ke bidan terdekat sebelum akhirnya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Gamping. Saat itu dokter di rumah sakit mengatakan ET sudah mengalami penurunan fungsi paru-paru.

Pada Selasa (20/9), ET sudah harus menjalani perawatan di inkubator milik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan supervisi dokter RSUP Dr. Sardjito karena fasilitas Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di rumah sakit rujukan masih antre.

Setelah mendapatkan kamar di PICU, dokter di RSUP Dr Sardjito kemudian melakukan perawatan intensif sekaligus observasi sejak Selasa malam hingga Jumat (23/9).

Namun kondisi ET semakin hari makin menurun. Akhirnya Yusuf dan istri harus merelakan kepergian sang buah hati pada Minggu (25/9) dini hari.

"Dan, dokter menyatakan ini misterius, cepat sekali menyerangnya. Saya kira jam demi jam sangat berharga, karena penurunannya drastis banget," ungkapnya.

Data dari Kementerian Kesehatan per 18 Oktober menyebut sudah ada 206 anak di Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut. Sekitar 99 pasien anak di antaranya meninggal dunia.

Sampai saat ini pihak Kemenkes, BPOM, dan tim terkait masih menelusuri penyebab gagal ginjal akut yang mayoritas menyerang balita.




(astj/astj)


Hide Ads