Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sempat menyebut dirinya bukan kaleng-kaleng saat menghadiri acara Banteng Muda Indonesia (BMI) beberapa waktu yang lalu. Lalu apa sebenarnya maksud dari ucapan bukan kaleng-kaleng itu?
Akademisi dari Ilmu Komunikasi Universitas Medan Area (UMA), Ara Auza, mengatakan kata bukan kaleng-kaleng mengandung makna konotatif atau kiasan.
"Kalau secara komunikasi sederhana, ada makna denotatif dan konotatif. Bukan kaleng-kaleng (memiliki) makna konotatif, ada makna lain yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan," kata Ara kepada detikSumut, Minggu (25/9/2022).
Ara kemudian mengatakan kata bukan kaleng-kaleng itu dapat diartikan sebagai penekanan bahwa seseorang itu bukan orang sembarangan. Atu, kata Ara, orang tersebut memiliki nilai yang harus diperhatikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada penekanan dalam frasa bukan kaleng-kaleng dapat dimaknai bahwa bukan orang sembarangan, orang yang tidak mudah dinegasikan, harus diperhitungkan keberadaan orang tersebut," tuturnya.
Ara menjelaskan karena pernyataan tersebut disampaikan oleh Edy Rahmayadi, hal ini menunjukkan ada yang menganggap dia bukan orang yang spesial.
"Pertanyaannya, pesan tersebut ditujukan kepada siapa? Karena media yg digunakan adalah media massa, berarti terdapat sebagian besar publik yang menganggap bahwa gubernur bukan merupakan orang yang spesial," jelas Ara.
Untuk diketahui,Edy menyampaikan pernyataan dirinya bukan kaleng-kaleng di acaraBMI Sumut pada Rabu (21/9) yang lalu. Edy menyampaikan hal itu sembari menunjukkan gambar dirinya menggunakan seragam TNI.
"Untuk itu yang pertama ingin saya tunjukkan, saya juga bukan kaleng-kaleng. Itu dulu yang mau saya tunjukkan, supaya sependapat dulu kita," kata Edy saat acara di Medan, Rabu (21/9/2033).
Setelah Edy berbicara itu, layar yang ada di panggung menunjukkan saat Edy menjadi pemimpin upacara pada HUT ke-72 TNI pada tahun 2017 yang lalu. Saat itu, Edy menjabat sebagai Pangkostrad dengan bintang tiga di pundaknya.
(afb/afb)