SBY Duga Pilpres 2024 Akan Diatur Hanya 2 Pasangan Capres-Cawapres

Berita Nasional

SBY Duga Pilpres 2024 Akan Diatur Hanya 2 Pasangan Capres-Cawapres

Tim detikNews - detikSumut
Minggu, 18 Sep 2022 11:10 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri Rapimnas Partai Demokrat 2022. (Karin-detikcom)
Foto: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri Rapimnas Partai Demokrat 2022. (Karin-detikcom)
Medan -

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) manyampaikan pada Pemilu 2024 akan diwarnai dengan tindakan yang tidak jujur. SBY mengatakan ada upaya yang dilakukan agar Pilpres 2024 nanti hanya akan diikuti dua pasanganan capres dan cawapres yang dikehendaki.

Dilansir dari detikNews, Minggu (18/9/2022), hal itu disampaikan SBY saat menghadiri rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat 2022 di Jakarta Pusat pada Kamis (15/9) yang lalu. Dalam arahannya di acara itu, SBY awalnya menyampaikan soal adanya tanda-tanda Pemilu 2024 akan berlangsung secara tidak jujur dan tidak adil.

"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024, saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY seperti dilihat detikcom di akun Tiktok @pdemokrat.sumut, Sabtu (17/9/2022). DPD Partai Demokrat Sumatera Utara telah mengizinkan isi Tiktok itu untuk dikutip.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, SBY mengatakan ada skenario capres-cawapres hanya akan diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres. SBY menyebut itu dikehendaki oleh mereka agar oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.

"Konon akan diatur dalam pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka. Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Presiden ke-6 Indonesia ini menilai cara tersebut jahat. Dia juga menyebut itu merupakan cara-cara batil yang tidak pernah dilakukan oleh Demokrat ketika berkuasa di pemerintahan.

"Jahat bukan? Menginjak injak hak rakyat bukan? Pikiran seperti itu batil, itu bukan hak mereka, Pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, yang berdaulat juga rakyat. Dan ingat selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan 2 kali menyelenggarakan Pemilu, selama Pilpres Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," ujarnya.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads