Sejumlah elit dan organisasi sayap Partai Gerindra meminta politikus Partai Gerindra yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dipecat dari partai, setelah menyatakan kesiapannya untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. Sesuai hasil Rapimnas partai, Prabowo merupakan satu-satunya calon presiden dari Partai Gerindra.
Sandi menjawab desakan tersebut dengan santai. Ia bahkan mengapresiasi desakan-desakan mundur yang dilontarkan elite dan sayap partai tersebut.
"Kita sudah semakin memasuki tahapan Pemilu dan tentu saja dinamikanya semakin meningkat. (Adanya desakan mundur) itu tentu perlu diapresiasi. Tapi tugas kami saat ini sebagai pembantu Presiden dan kader Gerindra adalah, menuntaskan tugas yang berkaitan dengan kebangkitan sektor ekonomi, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga Uno menjawab detikSumut di Padang, Jumat (16/9/2022).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu meluangkan waktu untuk wawancara khusus dan ekslusif guna menjawab berbagai hal seputar keikutsertaannya dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sandi menepis anggapan bahwa ia sedang bermanuver dan tidak beretika dalam politik.
"Berkaitan dengan dinamika politik, terutama teman-teman sesama kader Gerindra, kita apresiasi. Saya selalu taat kepada organisasi dan sangat mengerti etika," katanya.
Ia menyebut belajar banyak dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam banyak hal.
"Dalam tujuh tahun terakhir bersama Pak Prabowo ini, saya banyak belajar dari beliau. Saya masuk ke Gerindra atas ajakan beliau. Sebelumnya saya adalah Jubir beliau di 2014. Saya ikut kontestasi demokrasi di Jakarta atas perintah beliau, selanjutnya di 2019 diminta mendampingi beliau," katanya.
Soal mundur dari Partai Gerindra, Sandi mengatakan sudah pernah melakukannya di 2019, namun kembali bergabung setelah Pilpres 2019 selesai.
"Mungkin teman-teman Gerindra ingat bahwa tahun 2019, saya pernah diminta untuk non aktif dari Partai Gerindra. Itu saya jalankan. Waktu itu Pak Prabowo menyampaikan kepada kader-kader bahwa ini (saya) contoh kader yang patuh dan taat pada putusan pimpinan, walaupun karir politiknya sudah dibangun dan menjadi Wakil Gubernur, mundur dan menghormati perintah dari Pak Prabowo waktu itu," cerita Sandi.
"Dan setelah prosesi (Pilpres) selesai, saya memutuskan untuk bergabung kembali setelah berdiskusi dengan beliau, dan itu diterima (bergabung kembali) secara langsung oleh Pak Prabowo. Saya sampai diberi dua pedang pora sebagai penghargaan atas dedikasi diluar batas. Itu yang sangat saya syukuri dan apresiasi. Jadi, kalua ada dinamika yang terus bergulir, tentu kita ingin politik semakin dewasa dan demokrasi kita menjadi acuan dunia. Apa yang akan diputuskan oleh Partai Politik adalah pada akhirnya jadi putusan terbaik kedepannya," katanya lagi.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video Anies: Hari Ini Banyak Jabatan Diberikan Karena Koneksi, Bukan Prestasi"
(dpw/dpw)