Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengaku di-bully oleh kader Golkar saat hadir di acara Partai Demokrat. Pengakuan Gubsu ini dinalai kekanak-kanakan.
"Kekanak-kanakan jika mengartikan kritik sebagai bully. Publik bisa akan lebih percaya pada Gubernur Edy jika mampu jawab kritikan dengan hasil kinerja," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Medan Area, Ara Auza kepada detikSumut, Jumat (9/8/2022).
Menurut Ara, langkah Golkar untuk tidak sepaham dengan Edy mengenai proyek pembangunan jalan multi years Rp 2,7 triliun adalah hal yang biasa. Ara mengatakan langkah Golkar itu adalah kritikan terhadap Edy Rahmayadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini kan diartikan berbeda. Golkar itu kritisi mekanisme proyek Rp 2,7 triliun agar semuanya berjalan sesuai prosedur dan kepala daerahnya tidak terjerat pelanggaran hukum dikemudian hari. Jadi prosesnya yang dikritik, bukan proyek pembangunan yang ditolak," sebut Ara.
Sebelumnya diberitakan, Gubsu Edy Rahmayadi mengaku di-bully oleh kader Golkar. Hal itu disampaikan saat acara peresmian kantor DPD Demokrat Sumut.
"Yang pakai baju kuning (kader Golkar) ini, ini orang ini pura pura bukan pengusung saya. Mungkin gara gara yang baru baru ini lah mereka bully bully aku ini," tutur Edy dalam acara itu.
Hal ini disampaikan Edy diduga karena adanya pernyataan dari Golkar Sumut akan memberikan perlawanan kepada Edy. Saat itu, Golkar Sumut menyampaikan perlawanan karena Edy menyebut Golkar tidak mendukung pembangunan di Sumut karena mengkritik proyek pembangunan jalan di Sumut.
Kembali ke Edy saat acara di Demokrat, dia mengaku di-bully oleh orang-orang yang baru masuk di Golkar. Padahal, menurut Edy, dia sudah lama mengawal Golkar.
"Orang orang yang baru ini yang bully. Dia tidak tahu dari tahun 87 saya ngawal Golkar," tutur Edy.
Edy mengatakan kader Golkar yang baru akan berdosa karena mem-bully dirinya.
"Sekarang Golkar yang baru ini awak pula yang dibully, dosa kalian," jelasnya.
(afb/afb)