Banjir yang melanda Kota Bengkulu sejak Selasa (29/8) hingga saat ini masih terus terjadi. Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan musibah ini tidak bisa ditolak karena datang dari Tuhan.
Helmi Hasan awalnya mengatakan telah menemukan beberapa penyebab banjir yang tak kunjung surut. Di antaranya adalah masalah curah hujan tinggi, banjir kiriman, meluapnya sungai Bengkulu hingga kurangnya normalisasi sungai dan drainase.
"Ya, penyebab pertama banjir yang terjadi pada tahun ini salah satunya curah hujan yang begitu tinggi, kedua kita melihat bengkulu seharian tidak hujan, tapi air juga tidak surut karena di gunung masih hujan, artinya ini banjir kiriman," kata Helmi, Minggu (4/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helmi menjelaskan, momen banjir kali ini menjadi ajang evaluasi pemerintah, salah satunya terkait normalisasi drainase.
"Kita bersama PUPR terus melakukan evaluasi. Pertama kita ada program normalisasi drainase dan sungai tentu yang kewenangan Kota Bengkulu. Tapi kalau kewenangannya nasional, maka kami akan menyampaikan dengan pemerintah pusat," tutur Helmi.
Helmi kemudian menyebut banjir ini merupakan musibah dari Tuhan sehingga tidak bisa ditolak.
"Musibah ini datangnya dari Allah, kita tidak bisa menolak tinggal lagi bagaimana kita bijak menghadapi musibah ini dan pasti ada hikmah dibalik setiap musibah," tambahnya.
Tetapi, kata Helmi, pemerintah tak tinggal diam melihat musibah ini. Pemerintah bersama stakeholder berbondong-bondong memberikan bantuan seperti logistik, air bersih ataupun bantuan lainnya.
"Di sini pemerintah tidak tinggal diam, kami memastikan masyarakat yang tidak bisa memasak kita buatkan dapur umum. Ada kurang lebih 3000-6000 nasi bungkus yang sudah di distribusikan ," terangnya.
Helmi mengungkapkan, untuk mengatasi persoalan pintu air yang tak berfungsi dan sungai Bengkulu yang meluap di Kelurahan Tanjung, pihaknya akan melakukan koordiansi ke balai sungai dan pemerintah pusat.
"Kita akan melakukan koordinasi dengan balai sungai bagaimana ke depan kita minta untuk melakukan normalisasi. Dan saat ini kami Pemkot Bengkulu sedang mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membangun waduk, semacam kolam retensi kurang lebih 5 hektare dan satu lagi 3 hektare," ungkap Helmi.
(afb/afb)