Di Hadapan Gubsu, F-PDIP Soroti 3 'Ancaman Besar' untuk Sumut

Di Hadapan Gubsu, F-PDIP Soroti 3 'Ancaman Besar' untuk Sumut

Tim detikSumut - detikSumut
Senin, 29 Agu 2022 22:28 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat menghadiri rapat paripurna di DPRD Sumut
Foto: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat menghadiri rapat paripurna di DPRD Sumut (Istimewa)
Medan -

F-PDIP DPRD Sumut menyebut ada tiga ancaman besar untuk Sumut. Hal ini disampaikan saat acara Rapat Paripurna yang turut dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Persoalan itu tertuang dalam pandangan umum F-PDIP DPRD Sumut dalam sidang paripurna itu. F-PDIP menilai karena ada tiga ancaman besar itu membuat visi misi Gubsu Edy Rahmayadi bisa tidak terealisasi hingga akhir periode.

"F-PDI Perjuangan DPRD Sumut menyoroti setidaknya tiga persoalan besar yang sedang dan akan mengancam keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Sumatera Utara yaitu inflasi, daya beli dan lapangan pekerjaan," ujar anggota DPRD F-PDIP, Rudi Hermanto dalam keterangannya, Senin (29/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal inflasi, Rudi mengatakan saat ini angka inflasi Sumut cukup tinggi. Untuk itu dia meminta untuk mengambil langkah mengatasi hal ini.

"Sumut mengalami inflasi sebesar 5,62 %, Pemrovsu perlu memberikan perhatian yang serius dengan tren inflasi ini. Naik turunya persentasi inflasi tentu berdampak pada pengelolaan anggaran dan aktivitas ekonomi rakyat Sumut, baik sebagai pelaku ekonomi (produsen) maupun sebagai konsumen (rakyat)," tutur Rudy.

ADVERTISEMENT

Rudi menilai belum ada kesungguhan dari Pemprov Sumut untuk mengatasi persoalan ini. Setelah soal inflasi, Rudi mengatakan pihaknya juga menyoroti daya beli masyarakat Sumut yang masih rendah.

"Upah buruh yang masih tergolong rendah, hasil panen petani masih tidak menentu karena harga pupuk yang mahal dan cuaca ektrim senatiasa menghantui, berbagai jenis usaha ekonomi rakyat baik jasa, kuliner dan lain sebagainya, penghasilannya masih hanya sekedar bertahan hidup. Persoalan-persoalan tersebut menjadi faktor-faktor rendahnya daya beli rakyat," ungkap Rudi Hermanto.

Rudi kemudian menyoroti soal perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan teknologi artificial intelligence telah mempengaruhi secara signifikan terhadap ketersedian lapangan pekerjaan. Dia memprediksi ada sekitar 85 juta jenis pekerjaan yang banyak melibatkan kegiatan fisik di dunia, yang akan hilang hingga tahun 2025.

"Saat ini saja sudah banyak sektor-soktor pekerjaan yang melibatkan fisik manusia telah diambil alih oleh robot dan mesin-mesin elektronik. Namun, perkembangan teknologi akan membuka peluang sekitar 93 juta jenis pekerjaan baru yang berbasis pada kemampuan imajinatif dan inovatif manusia dengan syarat kemampuan beradaptasi dengan perkembagan tekhnologi," jelas Rudi Hermanto.




(afb/afb)


Hide Ads