Direktorat Jenderal Perkeretaapian mencatat angka kecelakaan perkeretaapian di perlintasan yang ada di Sumatera Barat setiap tahunnya mencapai 25 kasus. Hal itu menjadikan Sumatera Barat sebagai salah satu dengan kasus kecelakaan kereta api tertinggi di Indonesia.
"Angka kecelakaan perkeretaapian di perlintasan di Sumatera Barat merupakan salah satu yang tertinggi bila dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, dengan jumlah 178 kecelakaan dari tahun 2015 hingga Agustus 2022 ini, atau dengan rata-rata 25 kejadian kecelakaan di perlintasan per tahun," kata Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulmafendi dalam FGD Keselamatan Perkeretaapian di Padang, Sabtu (20/8/22).
Menurut Zulmafendi, perlu adanya sinergi dan komitmen bersama lintas Lembaga, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mewujudkan penurunan angka kecelakaan di perlintasan sebidang di Sumatera Barat ini.
Salah satu langkah yang dilakukan pihak perkeretapaian adalah dengan menutup 245 perlintasan tidak terdaftar pada lintas Padang-Pariaman dan membangun pos jaga dan pintu perlintasan di 27 titik. Selain itu, juga dibangun pagar ornamen sepanjang 3,569 KM, pemasangan patok rel pembatas serta pemasangan Sistem Peringatan Dini (EWS) sebanyak 38 titik.
"Ke depan, kita masih memiliki beberapa pekerjaan khususnya di Lintas Padang - Pariaman dan Padang - Bukit Putus - Pauh Lima. Saya berharap kerjasama yang baik antara Kemenhub dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat seperti sekarang ini dapat terus berjalan dengan baik", pungkasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menyampaikan, pihaknya mendukung upaya menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api.
"Saya minta kepada seluruh pimpinan kota/kabupaten untuk membantu Ditjen Perkeretaapian mewujudkan itu, bantu langsung ke masyarakat agar segera terwujud," katanya.
Selain penurunan angka kecelakaan perkeretaapian di Sumatera Barat, Gubernur juga berharap ke depan Ditjen Perkeretaapian dapat mereaktivasi jalur kereta non aktif dari mulai Kayutanam-Padang Panjang-Bukittinggi-Sawahlunto. Sehingga ekonomi dan jalur transportasi di Sumbar dapat terkoneksi dengan mudah.
(dpw/dpw)