Abu Vulkanik setinggi 1500 meter kembali disemburkan oleh Gunung Anak Krakatau pada Kamis (4/8/2022) sekitar pukul 09.26 WIB. Masyarakat di Pulau Subesi pun mengaku sudah terbiasa menghadapi dampak erupsi.
"Ya pasti terdampak kalau angin ke arah selatan, tapi kami di sini ya sudah terbiasa aja," kata Umar Hadi, warga Pulau Subesi ketika dihubungi, Kamis (4/8/2022).
Selain itu, adapun dampak lainnya yang dirasakan warga yakni gangguan pernapasan serta sakit di mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau napas jelas terganggu, kami siasati dengan menggunakan masker. Pernah juga beberapa mengalami sakit mata karena abu itu," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa penduduk Pulau Sebesi turut memantau kondisi Gunung Anak Krakatau dikarenakan khawatir akan terjadi ledakan besar seperti di Tahun 2018 silam.
"Paska letusan yang menyebabkan adanya tsunami itu, kami disini juga aktif ikut memantau kondisi gunung bersama petugas dari BMKG setempat," terang Umar.
Erupsi Gunung Anak Krakatau ini terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 52 detik.
Meski dalam beberapa hari belakangan Gunung Anak Krakatau tergolong aktif mengalami erupsi. Kondisi tersebut tergolong masih aman.
(astj/astj)