Teka teki permintaan uang Rp 40 juta hingga berujung pembatalan laga persahabatan PSPS Riau dan Kelantan FC terungkap. Uang itu ternyata diminta oleh panitia kepada owner PSPS Riau.
Permintaan uang Rp 40 juta kepada owner PSPS Riau itu diungkapkan Panitia Pelaksana Persahabatan, Bambang. Termasuk eks General Manager (GM) PSPS Riau, Edward Riansyah atau Edu.
"Hari ini memang uang Rp 5 juta untuk 100 orang (personel) itu belum kami keluarkan. Biasanya itu kita keluarkan untuk konsumsi makan dan minum, tapi ini belum ada," ujar Bambang, Kamis (14/7/2022) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan panitia menyiapkan uang Rp 5 juta untuk konsumsi 100 orang personel dari Polresta Pekanbaru. Uang itu untuk makan siang dan makan malam para personel polisi.
"Jadi itu untuk konsumsi makan dan minum, itu biasa dimulai dari start sampai jelang nanti magrib. Kami tegaskan itu untuk makan dan minum teman-teman di sana (polisi)," katanya.
Uang Rp 5 juta sendiri awalnya disiapkan dalam rincian anggaran belanja (RAB) dari panitia untuk 100 personel keamanan. Namun angka itu membengkak karena polisi menurunkan sekitar 430 an personel pada laga persahabatan.
"Di Stadion Rumbai itu estimasi bisa kami tekan sampai Rp 30 jutaan sudah semua konsumsi makan dan lain-lain, tapi belum tentu di Stadion Utama Riau itu," katanya.
Sehingga saat ekspos bersama Polresta Pekanbaru, Selasa (12/7) jelang laga, panitia menilai dana Rp 5 juta tidak cukup. Panitia pun menghitung dan diperkirakan butuh dana sekitar Rp 40 juta.
"(Uang Rp 40 juta) itu hasil diskusi, posisi untuk estimasi terkait makan dan minum mereka (polisi). Di RAB kita sampaikan 100 personel Rp 5 juta, tapi karena ini stadion besar dan orang asing ya saya mengadu (kepada GM PSPS Riau)," kata Bambang.
Bambang lalu malaporkan anggaran biaya Rp 40 juta untuk operasional keamanan dari Polresta Pekanbaru kepada Edu. Laporan itu lalu disampaikan Edu kepada owner PSPS Riau, Norizam Tukiman agar menyiapkan dana.
"Permintaan Rp 40 juta itu diskusi kita dan polisi. Ada ekspos kita, ini sebenarnya kita punya standar Panpel itu sendiri, ini kalau orang segini ya tentu buget segini. Itu uang dari kita, lalu kenapa ini disampaikan kepada top managemen? Ya karena saya tidak punya kuasa lagi, ya telephone saja ke sana (owner)," imbuh Edu.
Edu sendiri mengaku telah diberhentikan oleh manajemen baru PSPS Riau sehari sebelum laga. Hal itu karena terjadinya permasalahan di internal manajemen di bawah kepemilikam Norizam.
Permintaan Bambang dan Edu itulah yang diduga membuat owner PSPS Riau dan Kelantan FC, Norizam Tukiman menolak. Norizam kemudian membatalkan pertandingan itu meskipun semua personel polisi telah bersiap di lapangan.
Wakapolresta Pekanbaru AKBP Hengky Poerwanto menepis pihaknya meminta uang untuk mengamankan laga PSPS Riau Vs Kelantan FC. Sebab, izin keramaian yang dikeluarkan polisi gratis alias tidak berbayar.
"Tidak beralasan kalau main batal karena polisi. Kalau izin gratis. Polresta keluarkan rekomendasi dan Polda keluarkan izinnya itu gratis," kata Hengky kemarin.
Terkait tudingan itu, Hengky mengaku akan meminta penjelasan dari perwakilan PSPS Riau yang hadir saat rapat jelang laga. Termasuk soal permintaan uang Rp 40 juta yang dituduhkan pemilik PSPS Riau dan Kelantan FC, Nurizam Tukiman.
"Kami akan ambil langkah minta penjelasan dari panitia penyelanggara dan PSPS Riau yang hadir dalam rapat. Artinya kami tegas menyangkal kalimat pemilik PSPS sekaligus pemilik Kelantan FC itu," kata Hengky.
(ras/dpw)