Harga minyak dunia mengalami kenaikan hingga 100 persen di masa pandemi COVID-19. Meski harga dunia naik drastis, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia cenderung stabil.
Presiden Jokowi mengatakan harga BBM jenis pertalite di Indonesia belum dinaikkan. Harga BBM di Indonesia, kata dia, jauh lebih murah ketimbang di nagara tetangga seperti Singapura.
"Negara lain yang namanya BBM, bensin, itu sudah berada di angka Rp 31 ribu, di Jerman, di Singapura, Rp 31 ribu. Kita masih Rp 7.650," ujarnya di Medan, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harga minyak dunia naik, harga BBM jenis pertalite di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan BBM di negara lain. Hal, menurut Jokowi terjadi karena adanya subsidi dari APBN.
"Kalau (APBN) sudah tidak kuat, mau gimana lagi?," tuturnya.
Menurut Jokowi, harga BBM melambung tinggi bahkan sudah dua kali naik sejak masa pandemi.
"Minyak saat normal dulu sebelum pandemi, harganya hanya USD 60, USD 60. Sekarang ini USD 110 sampai USD 120 per barel. Sudah dua kali lipat, hati hati," tuturnya.
Kemudian Jokowi bertanya apakah ada yang setuju jika harga BBM naik. Menurutnya, pasti tidak akan ada yang setuju dengan kenaikan harga BBM itu.
"Tapi ingat, kita masih impor separuh dari kebutuhan kita 1,5 juta barel minyak dari luar. Masih impor, artinya apa? Kalau harga di luar naik, kita harus membayar lebih banyak. supaya kita semua ngerti masalah ini," jelasnya.
(afb/astj)