Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara dampak dari terjadinya perang di Ukraina dan Rusia. Salah satunya adalah mahalnya harga gandum.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Medan. Jokowi awalnya menyampaikan soal harga komoditi pangan dunia yang naik.
"Pangan juga sama, seluruh dunia naik, ada yang naiknya sudah 30 persen, ada yang naiknya sudah 50 persen," kata Jokowi dalam sambutannya, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan Indonesia saat ini diuntungkan dengan kebutuhan beras yang masih tercukupi karena petani yang terus memproduksi. Untuk itu, Jokowi meminta agar rakyat Indonesia bersyukur.
Meski begitu, Jokowi tetap mengingatkan untuk berhati-hati atas mahalnya harga komoditi pangan dunia, utamanya harga gandum. Hal ini karena Indonesia masih mengimpor gandung dari luar negeri.
"Kita juga impor gandum gede banget. 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati. Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik," sebut Jokowi.
Jokowi kemudian mengungkap alasan naiknya harga gandum, faktor utamanya adalah perang Rusia dan Ukraina. Jokowi mengatakan harga naik karena stok gandum di Rusia dan Ukraina tidak bisa dijual.
"Di Ukraina saja ada stok gandum. Waktu saya ke sana, saya tanya langsung ke Presiden Zelensky, berapa stok yang ada di Ukraina, 22 juta ton, stok nggak bisa dijual, kemudian ada panen baru ini ada 55 juta ton. Artinya sudah 77 juta ton," tutur Jokowi.
"Di Rusia sendiri, saya tanya ke Presiden Putin, ada berapa stok di Rusia, 130 juta ton," sambungnya.
Jokowi mengatakan barang-barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia karena adanya perang. Akibat dari barang itu tidak keluar, negara-negara yang menjadikan gandum sebagai makanan pokok jadi kesusahan.
"Dan sekarang ini sudah mulai, karena barang itu nggak bisa keluar dari Ukraina, nggak bisa keluar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan," jelasnya.
(afb/astj)