Kasus penggelapan dana nasabah oleh admin Bank Riau Kepri (BRK) membuat kepercayaan nasabah terhadap bank daerah itu menurun. Nasabah mulai was-was tabungan mereka ditilap lagi.
"Kami nasabah kecewa, padahal kan bank daerah besar. Kok bisa begitu. Saya sudah jadi nasabah sejak 2017," kata salah seorang nasabah, Darmawan, Jumat (1/7/2022).
Mawan mengaku bangga dengan adanya Bank Riau Kepri. Tetapi sejak kejadian itu dia kecewa karena uang nasabah ditilap untuk modal judi online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya banggalah punya bank daerah. Tetapi karena ulah karyawan ini tidak ada pengawasan ketat ya kok bisa begini. Ini yang dipegang uang orang, ditilap untuk judi online," katanya.
Untuk itu, ia berharap manajemen segera melakukan evaluasi serius. Termasuk seluruh pegawai yang tidak berintegritas untuk dievaluasi jelang konversi syariah.
"Yang dipegang uang orang, tetapi ditilap untuk main judi. Begitu pula mau konversi ke syariah, tapi prilaku pegawainya belum dibenahi," katanya.
Terakhir, pria berusia 26 tahun itu minta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga serius melakukan pembenahan. Apalagi untuk izin konversi dan pengawasan dilakukan oleh lembaga tersebut.
"Dengan kejadian ini berharap OJK untuk evaluasi sebelum konversi ke syariah. Cek dulu SDM-nya, jangan seperti oknum yang menilap dana untuk main judi. Kami jadi nasabah juga was-was kalau ada kejadian begini," katanya.
Hal senada disampaikan nasabah lain, Candra. Candra menilai saldo beberapa kali berkurang tidak menentu.
"Ada beberapa kali kurang. Makanya saya kalau siap terima gaji langsung pindahkan atau tarik," kata Candra.
Candra berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Pihak manajemen juga diminta melakukan evaluasi karena dana nasabah ditilap karyawan bukan pertama kali terjadi.
"Ya evaluasilah manajemen. Mana-mana yang terlibat harus diusut dan kami juga sebagai nasabah mendukung upaya yang dilakukan Polda Riau," kata Candra.
Sebelumnya polisi menetapkan seorang admin Bank Riau Kepri, Rezky Purwanto sebagai tersangka. Resky jadi tersangka setelah menilap dana puluhan nasabah senilai Rp 5 miliar.
Direktur Reskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan mengatakan uang Rp 5 miliar itu diduga digunakan pelaku untuk judi. Namun keterangan pelaku kini masih didalami.
"Sementara pelaku bilang habis untuk judi, tetapi masih terus kami dalami apakah ini ada keterlibatan pihak lain. Namun sejauh ini main tunggal dia untuk mendapat uang tersebut," kata Ferry.
(dpw/astj)