Kursi dan meja belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sri Mujinab Pekanbaru, Riau ditarik vendor. Fasilitas bantuan Dinas Pendidikan Provinsi Riau itu ditarik karena belum dibayar alias menunggak selama lima tahun.
Penarikan fasilitas itu dilakukan vendor di SLB Sri Mujinab Jalan Soetomo. Saat kursi dan meja ditarik, siswa sedang belajar.
"Ditarik kemarin saat siswa sedang belajar di kelas. Vendor datang mau menarik kursi sama meja," ucap Kepala Sekolah SLB Sri Mujinab, Ningsih, Rabu (22/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, ada 10 kursi dan 15 meja yang ditarik vendor. Sebelum fasilitas itu ditarik, pihak vendor sudah dua kali datang untuk meminta penjelasan. Namun pihak SLB tak bisa memberi keputusan, karena meja dan kursi itu merupakan bantuan dari Dinas Pendidikan.
"Vendor sudah dua kali datang sebelum kursi sama meja ditarik. Ya kita tidak bisa kasih jawaban karena kami hanya dapat bantuan dinas tahun 2018 lalu," kata Ningsih.
Terkait fasilitas yang belum dibayar Dinas Pendidikan, Ningsih mengaku tidak tahu. Sebab, tiba-tiba saja saat itu pihak Dinas Pendidikan datang memberikan bantuan fasilitas belajar.
"Kami tak tahu, intinya kami dapat bantuan saja. Ya soal lain-lain, soal belum dibayar tidak tahu. Tetapi memang saat kita dapat bantuan kursi sama meja kami juga masih bagus. Kan ditolak tidak enak," katanya.
Ningsih memastikan aktifitas belajar siswa tidak terganggu akibat kursi dan meja yang ditarik. Sebab, seluruh siswa sudah selesai melaksanakan ujian.
Selain itu, kursi dan meja yang selama ini disimpan di gudang sekolah juga masih bisa dipakai. Mengingat saat bantuan itu diterima seluruh fasilitas belajar di SLB Sri Mujinab masih bagus.
"Tidak terganggu kalau belajar mengajar. Sebab kemarin ditarik langsung kita tarik kursi dan meja yang ada di gudang, kursi sama meja lama kita juga kualitas bagus," katanya.
Sementara pihak vendor, Hotma Solider mengatakan pengadaan sudah dilakukan sejak 2018 lalu. Namun sudah 5 tahun digunakan, tidak kunjung ada pelunasan.
"Barang ini saya adakan tahun 2018 untuk hibah dari Pemerintah Provinsi ke SLB di Pekanbaru dan Bagan Batu (Rokan Hilir)," kata Hotma.
Hotma mengatakan pada pengadaan barang tahun 2018 lalu pihaknya dapat dua paket. Di mana untuk satu paket Rp 120 juta dan sudah bayar komitmen fee Rp 40 juta.
"Barang satu paket iru Rp 120 juta kalau 2 paket Rp 240 juta. Kerugian saya sampai saat ini hampir Rp 200 juta karena sudah bayar komitmen fee Rp 40 juta. Saya temui Dinas Pendidikan Provinsi katanya mau diselesaikan, tapi juga tidak. Katanya mau diganti kegiatan lain, tetapi juga tidak ada sampai sekarang," katanya.
(dpw/dpw)