Mantan Wakil Gubernur (Wagub) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengaku miris melihat kondisi Jakarta ditangan Anies Baswedan. Tingginya angka kemiskinan saat ini menjadi bukti tidak jalannya sejumlah program.
Bahkan dengan tegas, Djarot mengatakan jika dulu Ahok diberikan kepercayaan memimpin Jakarta satu periode lagi maka dapat dipastikan kemiskinan Jakarta dibawah 5 persen.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan bahwa seluruh program Anies saat kampanye tidak ada yang jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prihatin, ya, karena APBD DKI Jakarta ini kan besar banget. Kita tunggu-tunggu sebetulnya katanya menyubsidi rakyat miskin untuk mendapatkan rumah layak huni. Ternyata rumah dibangun dengan DP 0 rupiah juga nggak jelas berapa. Padahal APBD-nya besar banget," kata Djarot kepada wartawan di Sekolah Partai DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Mantan bupati Blitar itu mengkritik program pengentasan kemiskinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Djarot juga menyinggung program OK OCE. Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP itu menyebut program tersebut tidak jelas.
"Kemudian ada program untuk mengangkat rakyat kecil supaya bisa berusaha dengan baik, ada program OK OCE itu seperti apa. Hal seperti ini yang membikin kita miris. Jika kita mempertanyakan duit sebegitu besarnya untuk apa ya," ucapnya.
Selain itu, Djarot menyoroti gelaran Formula E. Mantan Gubernur DKI menilai anggaran Formula E itu semestinya digunakan untuk membantu rakyat miskin.
"Formula E kita dukung, tapi berapa yang diperuntukkan. Kalau seumpama diperuntukkan untuk membangun rumah-rumah susun untuk rakyat, itu jauh lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan. Kalau itu didistribusikan untuk bantuan permodalan bagi pengusaha kecil, itu akan lebih fokus untuk membahagiakan warganya," tuturnya.
Menurut Djarot, Anies hanya memberikan diksi-diksi semata, tanpa mengetahui filosofi yang dikerjakan.
"Kalau dulu bersama Pak Ahok diberikan satu kesempatan lagi itu saya pastikan di bawah 5 persen," tuturnya.
Lelaki yang kalah bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) itu berharap agar ada program nyata untuk warga DKI Jakarta.
"Jadi jangan hanya dipoles. Kita apresiasi ini hari ultah Jakarta jadi hajatan. Gotong royong diganti kolaborasi, hal-hal semacam ini cuma diksi-diksi saja tidak membumi. Padahal yang penting apa, yang filosofi apa yang dia kerjakan," ujarnya.