Kisah ini terjadi di Jakarta, tepatnya di RT 11 RW 007, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Pemukiman warga di kawasan itu saat ini harus dijangkau dengan berjalan kaki ratusan meter. Peristiwa itu terjadi setelah adanya penembokan lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 69.
Akibat penembokan itu, akses menuju rumah harus ditempuh memutar. Baik anak - anak, remaja, orang tua, bahkan masyarakat lanjut usia. Tidak terkecuali warga yang sedang sakit. Seperti Sri, istri Bresman Marboen yang baru saja menjalani operasi.
Sri sudah menjalani perawatan sejak akhir Mei lalu, kemudian di awal Juni dia menjalani operasi. Setelah operasi dan diizinkan pulang ke rumah, perempuan berusia 52 tahun itu harus berjalan kaki ratusan meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak banyak yang dapat dilakukan, selain menjejakkan kaki melintasi jalan setapak. Sri hanya dapat pasrah dan menerima kondisi pemukimannya yang sulit akses.
Bresman Marboen mengatakan bahwa istrinya Sri menjalani operasi batu ginjal. Karena itu ada empat titik sayatan bedah yang harus dilakukan untuk proses pengobatan Sri pada 8 Juni yang lalu.
"Kemarin operasi batu ginjal," kata Bresman menceritakan soal istrinya itu, saat berbincang lewat telepon dengan detikcom, Selasa (14/6/2022).
Bresman khawatir akan kesehatan istrinya yang tak hanya mengalami masalah batu ginjal, tapi juga jantung dan darah tinggi. Syukur, operasi berhasil dan Sri pulang ke rumah kemarin.
Hanya, perjalanan menuju rumahnya terbilang tidak mudah untuk ukuran orang yang baru saja menjalani pembedahan medis. Sri berjalan kaki 300 meter demi mencapai rumahnya. Bila tidak ada tembok yang menutup akses rumahnya, perjalanan bakal lebih mudah.
![]() |
"Jalan kaki, belum bisa naik sepeda motor. Jadi, dari rumah sakit naik mobil dan berhenti di pinggir kali, dilanjut jalan kaki," kata Bresman menceritakan kejadian kemarin.
Bahkan dari jalan besar menuju rumahnya, Sri harus berhenti sampai tiga kali untuk istirahat. Menurut Bresman seharusnya pakai kursi roda, tapi kata dokter harus coba pelan-pelan dilatih berjalan.
Warga di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung mengeluhkan tembok SMKN 69 Jakarta yang menutup akses ke rumahnya. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mempersilakan warga menempuh akses jalan lain karena lahan yang ditembok itu memang milik sekolahan.
"Itu yang dipagar oleh sekolahan adalah tanah sekolahan, jadi bukan tanah warga. Itu akses bukan hanya itu saja, jadi bisa lewat jalan lain," kata Kepala Bagian Humas Disdik DKI, Taga Radja Gah, kepada detikcom, Jumat (22/4/2022).
Sebagaimana diberitakan detikcom, tembok SMKN 69 di Jakarta Timur itu dikatakan warga sudah dibangun melingkar mulai 2019. Namun pada 14 April lalu, tembok depan rumah warga bernama Bresman Marboen mulai ditutup.
Akibatnya akses ke rumah Marboen tertutup. Marboen dan warga lain menyatakan akses itu bukan hanya menghalangi akses jalan untuk Marboen seorang, melainkan juga tetangga-tetangga Marboen, termasuk tetangga yang punya usaha ekonomi.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan tembok itu memang diperlukan pihak sekolahan. 13 Mei 2022 atau sebulan lalu, Wagub DKI Ahmad Riza Patria menyatakan akan ada 'jalan keluar' atas masalah ini.
"Ya sejauh mana akses jalan itu bisa bantu masyarakat tapi juga jangan mengganggu proses belajar-mengajar sebelum tahu detail persisnya kami akan cek kembali. Prinsipnya nanti kita akan cari solusi terbaik bagi kepentingan masyarakat luas dan kepentingan pendidikan," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta saat itu.
(bpa/bpa)