Gubernur Sumut Edy Rahmayadi membuka acara dialog kebangsaan bertajuk 'Islam Phobia dan Dampak Terhadap Pembangunan'. Dalam dialog itu dia meminta peserta yang hadir bukan orang-orang yang lapar.
Edy awalnya menyampaikan soal dirinya yang melihat banyak orang lapar saat datang ke Tapanuli Tengah (Tapteng). Saat itu, kata Edy, dia datang untuk berkampanye menjadi calon Gubernur Sumut.
"Rumahnya pun tak jelas, mereng. Makannya pun tak jelas, saya disuruh kampanye di situ," kata Edy dalam sambutannya saat acara yang digelar di Medan, Senin (13/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy mengatakan dirinya pun menolak untuk kampanye karena situasi itu. Dia pun meminta agar dibagikan nasi saja saat itu, dan dia pun pergi meninggalkan lokasi.
"Yang makan di situ berebutan. Dia rebutan, saya pergi," ucapnya.
Setelah membahas soal pengalamannya saat kampanye dulu, Edy kemudian memberi pesan kepada peserta yang hadir dalam dialog.
Edy meminta agar peserta yang datang di acara itu bukan orang-orang yang lapar. Edy meminta hal itu agar acara dialog nantinya tidak diarahkan untuk membahas penurunan Presiden.
"Ini lah sekarang ini. Saya berharap yang sekarang mendiskusikan nilai-nilai tentang kebangsaan ini bukan orang yang lapar, tapi kalau yang lapar ini enggak ketemu ini. Akhirnya ujung-ujungnya turunkan Presiden, begitu. Padahal kita nggak bahas itu," ucapnya.
Foto: Gubernur Sumut saat acara dialog kebangsaan (Arfah)
Attachments area
(afb/astj)