Kepala Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas II Sibolga Saroha Manullang menilai sudah seharusnya instansi yang dipimpinnya naik kelas. Saroha menyebut beberapa alasan kenapa Kanim Sibolga harus menjadi kelas I.
"Sudah saatnya Kantor Imigrasi Sibolga naik menjadi Kantor Imigrasi Kelas I. Beberapa pertimbangan antara lain wilayah kerja yang sangat luas, terdiri dari tiga kota dan sembilan kabupaten," ujar Saroha kepada detikSumut, Sabtu (11/6/2022).
Saroha mengaku sudah menyampaikan itu kepada Direktorat Jendral Imigrasi. Bahkan pada Rabu (8/6) lalu, dia menemui ke Direktur Kerjasama Keimigrasian Dodi H Tjondro. Selanjutnya Saroha juga bertemu dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi Supartono, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian I Nyoman Gede Surya Mataram, Direktur Intelijen Keimigrasian RP Mulya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya faktor luas wilayah dan faktor geografis menjadi poin kerawanan apabila Kanim Sibolga tetap menjadi kleas II. "Wilayah kerja yang berbatasan langsung dengan tiga propinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Letak geografis yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Faktor kerawanan dari sisi letak dan geografis menjadi poin penting di sini," sebut Saroha.
Dalam agenda kunjungan kerja tersebut, Saroha juga mengusulkan sejumlah hal seperti peningkatan status Uni Kerja Keimigrasian (UKK) Gunungsitoli dan Mandailing Natal menjadi Kantor Imigrasi.
Saroha mengaku pihaknya juga telah meminta dukungan dari forkopimda di 12 kabupaten/kota yang termasuk dalam wilayah kerjanya. Selain itu, Saroha menyebutkan dengan keberadaan UKK Gunungsitoli yang beroperasi sejak tahun 2018 dan UKK Mandailing Natal yang beroperasi pada awal tahun 2022 sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sebelum ada UKK, untuk mengurus paspor saja masyarakat di Kepulauan Nias harus menempuh perjalanan laut selama 10-12 jam ke Sibolga. Sementara warga Mandailing Natal harus menempuh perjalanan darat selama enam sampai tujuh jam ke Kantor Imigrasi Sibolga.
"Semoga upaya meningkatkan status UKK di Gunungsitoli dan Mandailing Natal menjadi Kantor Imigrasi berjalan dengan baik dan lancar," tandas Saroha.
(dhm/astj)