Gubernur Riau Syamsuar menantang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sana untuk memproduksi minyak kelapa. Tantangan itu untuk mengatasi persoalan minyak goreng berbahan kelapa sawit yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Syamsuar awalnya memuji kalau sejumlah BUMD di Riau sudah mulai sehat. BUMD di sana ramai-ramai berbenah sejak ada wacana evaluasi perusahaan pelat merah yang tak sehat.
"Saya cerita sama kawan-kawan kemarin untuk evaluasi BUMD, BUMD PT PIR, PT PER dan PT SPR. Sekarang Alhamdulillah meningkat devidennya," kata Syamsuar di Pekanbaru, Kamis (9/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melihat perusahaan sehat, mantan Bupati Siak dua periode itu meminta perusahaan kembali berinovasi. Salah satunya dengan produksi kelapa menjadi minyak goreng.
"Kemarin saya tawarkan BUMD, sekarang kan kita sibuk buat minyak goreng dari sawit. Kenapa tak kita buat dari kelapa, sementara kita lihat kelapa kita banyak diekspor ke Malaysia," imbuh Syamsuar.
Bukan tanpa alasan, Syamsuar mengaku pernah berdiskusi dengan pakar ekonomi syariah. Di mana ada salah satu kawasan industri halal di Kepulauan Riau yang kini bergantung dengan hasil panen kelapa di Riau.
"Ada kawasan industri halal di Bintan, tapi kelapanya dari Riau. Jadi nanti ada BUMD kita minta buat kajian, kalau cocok coba cari mitra untuk kolaborasi bangun pabrik minyak makan dari kelapa. Sehingga nanti ada persaingan secara sehat," katanya.
Sebagai tindak lanjutnya, Syamsuar bakal minta perusahaan melaporkan hasil dari penelitian. Termasuk rencana membuat pabrik minyak goreng dari kelapa sebagai salah satu produk lokal Bumi Melayu. (ADV/ADV)
Baca juga: 4 Fakta Kasus Polisi Aniaya ART di Bengkulu |
(ras/dpw)