Kegiatan itu dilakukan warga pada Rabu (1/6/2022) mulai pukul 10.00 WIB. Awalnya, warga berkumpul untuk melakukan upacara bendera dengan menaikkan bendera merah putih dan membacakan teks Pancasila.
Salah seorang warga desa setempat, Ikbal, mengatakan aksi ini mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap jalan yang rusak. Ikbal mengaku kecewa karena jalan di desa mereka itu tidak kunjung diperbaiki.
"Upacara menaikkan bendera ini sengaja kami gelar memperingati hari lahir Pancasila di atas jalan desa kami yang rusak sebagai bentuk kekecewaan bahwa jalan di desa ini tak pernah tersentuh," kata Ikbal kepada detikSumut.
Di desa itu ada sekitar 13 km jalan yang rusak. Warga mengatakan sudah ada petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan yang datang ke lokasi untuk mengecek kondisi jalan, namun hingga kini belum ada perbaikan.
"Waktu itu dari Dinas Pekerjaan Umum ada menjanjikan perawatan tapi sampai sekarang tidak ada realisasi," ucapnya.
![]() |
Selain mengadakan upacara, warga juga membuat lomba menangkap ikan lele di lokasi jalan rusak. Lomba itu dilakukan usai upacara bendera selesai dilaksanakan.
Kegiatan menangkap ikan lele ini juga dilaksanakan oleh pemuda desa setempat. Lomba ini juga bahagian dari ekspresi warga yang kesal jalan di desanya yang rusak parah.
Lomba menangkap lele ini dimulai dengan pemuda desa yang menaburkan puluhan ekor ikan lele ke kubangan lumpur. Kemudian, peserta diminta untuk menangkap ikan lele itu hanya menggunakan tangan mereka.
Tidak hanya mengadakan upacara dan lomba, warga juga memasang spanduk di lokasi itu. Spanduk itu berisikan kritik terhadap jalan yang rusak.
(afb/afb)