Nasib miris dialami M Amri (40) warga Dusun 20 Lorong Pertanian, Desa Kelambir V Kebun, Deli Serdang, Sumatera Utara. Dia dua kali ditolak pihak rumah sakit berbeda karena tak punya biaya untuk berobat.
Abang kandung Amri, Arsyad (45) menyebutkan, adiknya sudah dua kali di bawa ke rumah sakit untuk mengobati penyakitnya. Namun selalu ditolak dengan alasan tak punya biaya.
"Sempat dirawat dua hari di Bina Kasih dan satu hari di RSUD Pakam. Karena tak punya uang makanya tak ditangani," kata Arsyad kepada detikSumut, Minggu (29/05/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga menuturkan, Amri harus dioperasi sesuasi dengan anjuran dokter. Namun, karena tak punya biaya akhirnya keluarga hanya bisa pasrah. Biaya yang dibutuhkan setidaknya mencapai Rp 50 juta. Jangankan untuk operasi, biaya rawat sehari-hari saja pihak keluarga harus mengutang.
Dia menceritakan, pihak keluarga pertama kali mencoba membawa Amri ke Rumah Sakit Bina Kasih di daerah Sunggal. Namun pihak rumah sakit meminta uang akibat Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Amri tidak aktif lagi, bahkan dia dinyatakan sudah meninggal. Karena tak punya biaya, akhirnya dibawa pulang.
"Katanya di data sudah meninggal. Tak punya uang makanya kami bawa pulang" sebutnya.
Keluarga kemudian meminta tolong kepada Kepala Desa Suprayogo untuk mencarikan solusi dari masalah tersebut. Dan akhirnya dicoba untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amri Tambunan di Lubuk Pakam. Namun kembali mendapat permasalahan yang sama.
Amri mengalami pembengkakan di bagian alat vitalnya. Dia hanya bisa terbaring lemas di dalam rumah. Makin hari tubuhnya makin kurus, namun perutnya terus membesar.
Karena kondisinya semakin parah, pihak keluarga kembali mendatangi rumah kepala desa pagi tadi. Mereka juga bertemu dengan Ketua DPRD Deli Serdang, Zakky Shahri.
Atas saran Zakky, keluarga bersama kepala desa membawa Amri kembali ke RSUD Amri Tambunan di Lubuk Pakam untuk menerima bantuan medis.
(dpw/dpw)