Orangtua Rani (13), remaja korban tewas diterkam buaya di Bintan datang ke Rumah Sakit Ahmad Thalib untuk melihat potongan tubuh yang baru ditemukan. Keluarga minta supaya mayat tetap dilakukan autopsi.
"Keluarga sama orangtua korban sudah ke rumah sakit. Sudah melihat, tapi memang tidak ada tanda lahir atau tanda pengenal," terang Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang, Slamet Riyadi, Kamis (28/4/2022).
Slamet mengatakan keluarga kemudian minta potongan tubuh korban dilakukan otopsi. Termasuk tes DNA dengan cara mengambil sampel dari tulang potongan tubuh tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga setuju diambil autopsi, makanya potongan tubuh yang ditemukan belum dibawa keluarga. Cuma tadi keluarganya yakin itu korban (Rani)," kata Slamet.
Terkahir, Slamet mengatakan lokasi saat korban diseret buaya juga dekat dengan rawa-rawa. Di mana daerah tersebut juga banyak buaya dan beberapa kali menelan korban jiwa.
"Prinsipnya otopsi untuk meyakinkan juga. Sebab daerah itu juga banyak buaya, ada pernah juga kejadian," katanya.
Sebelumnya korban diseret buaya muara saat mencari kerang bersama sang kakek, Senin (25/4/2022). Setelah diseret, Rani hilang.
Setelah dua hari pencarian, tim gabungan akhirnya menemukan potongan tubuh. Potongan tubuh itu diduga kuat adalah Rani yang hilang diterkam buaya muara.
(ras/astj)