Belum Tertangkap, Harimau-Petugas di Bengkalis Kucing-kucingan

Riau

Belum Tertangkap, Harimau-Petugas di Bengkalis Kucing-kucingan

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 26 Apr 2022 15:13 WIB
Petugas memindahkan kerangkeng berisi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) jantan korban konflik ke dalam kandang Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi, Jambi, Kamis (21/4/2021) malam. Harimau Sumatera yang masuk ke dalam perangkap yang dipasang BKSDA Jambi di kawasan permukiman Desa Nalo Gedang, Kabupaten Merangin pada Kamis (21/4) dini hari dan diduga memangsa beberapa ekor ternak warga itu akan mendapatkan perawatan sementara di TPS tersebut. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.
Ilustrasi harimau Sumatera (Foto: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)
Bengkalis -

Harimau Sumatera yang muncul di perkampungan warga di Bengkalis, Riau, hingga kini belum tertangkap. Upaya petugas yang memasang perangkap belum membuahkan hasil.

Harimau awalnya membuat heboh saat memunculkan diri di perkampungan warga di Desa Tasik Tebing Serai, Bengkalis, Riau, Kamis (14/4) lalu. Warga yang melihat pun langsung ketakutan.

Kapolres Bengkalis, AKBP Indra Wijatmiko, mengatakan pihaknya dibuat bingung dengan harimau tersebut karena kerap mengelabui petugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat harimau ini sangat cerdas. Kami petugas di lapangan dibuat bingung, kita pasang perangkap di sana muncul sebelah sini. Kita pasang lagi di sini munculnya di sisi lain. Bahkan dua ekor kambing yang kita letak di lokasi juga tak dimakan," katanya, Rabu (20/4/2022).

Meski belum berhasil menangkap harimau tersebut, Indra mengatakan anggotanya masih sabar di lokasi. Sebab, prediksi tim BBKSDA harimau pasti akan melintas di jalur yang sama.

ADVERTISEMENT

"Kamera trap juga telah dipasang. Namun memang satwa tersebut belum muncul ya, hanya kemarin jejak dan penampakan itu saja," kata Indra.

Indra mengaku personel terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak berbuat nekat dan anarkis terhadap satwa tersebut. Sebab harimau sumatera adalah salah satu hewan dilindungi.

"Kita sampaikan masyarakat mengurangi aktivitas di malam hari terutama di lokasi kemunculan harimau ini. Sebab satwa ini aktif cari makan pukul 17.00 WIB hingga pagi hari. Mudah-mudahan satwa ini dapat cepat dievakuasi atau cepat kembali ke hutan tempat habitatnya," katanya.

Indra menambahkan keselamatan warga merupakan yang utama. Sehingga pihaknya bekerja sama dengan BKSDA memutuskan mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. "Kami bersama BKSDA juga kemarin telah mengevakuasi warga. Jadi warga yang tinggal di dekat kawasan Giam Siak Kecil (GSK) kita minta mengungsi dulu ke rumah-rumah keluarga mereka yang aman dan sudah dilakukan," imbuh mantan Kapolsek Rumbai Pesisir tersebut.

BKSDA Riau menilai lokasi munculnya harimau adalah kawasan hutan lindung yang sudah dirambah. Sehingga pihaknya memutuskan untuk mengevakuasi harimau itu dari habitat aslinya, karena berpotensi besar konflik dengan manusia. Evakuasi harimau dari rumahnya sendiri itu diklaim sebagai upaya penyelamatan.

"Lokasi itu adalah kawasan hutan. Lokasi hutan itu dirambah, mereka habisi rumah harimau di sana," terang Plt Kepala Balai BKSDA Riau, Fifin Afriana.

Fifin menyebut di daerah itu juga sedang berlangsung perambahan hutan. Sebab, ada kawasan hutan yang sedang dibabat untuk alih fungsi menjadi perkebunan di cagar biosfer GSK, Bengkalis tersebut.

"Di sana juga ada yang sedang membuka lahan. Kebakaran hutan memang terus terjadi di sana dan pasti akan jadi kebun. Jadi di sana hanya pondok-pondok orang kerja saja, bukan pemiliknya," imbuhnya.

Fifin mengaku terpaksa memutuskan upaya evakuasi harimau. Sebab, lokasi yang kini menjadi konflik adalah habitat asli harimau sumatera.

"Sebenarnya ini ironi, kami harus lakukan upaya evakuasi harimau di rumah sendiri. Padahal kita harus selamatkan keduanya, kami berharap ini jadi pelajaran bersama," kata Fifin.




(astj/astj)


Hide Ads