Calon Wali Kota Palembang nomor urut 3, Yudha Pratomo menilai ibu kota Sumatera Selatan, dalam 10 tahun terakhir tidak baik-baik saja. Salah satunya di bidang pendidikan terkait sistem zonasi dan pungutan liar (pungli)
"10 tahun terakhir Palembang tidak baik-baik saja, banyak yang harus diperbaiki. Dibutuhkan pemimpin baru yang menawarkan solusi dan gagasan baru, bukan pencitraan," ujarnya dalam debat publik Cawako Palembang, Selasa (22/10/2024).
Di bidang pendidikan, dia menilai sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) masih sulit diimplementasikan. Banyak sekolah dianggapnya belum penuhi standar, sehingga membuat orang tua memilih menyekolahkan anaknya di tempat unggulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PPDB agak sulit diimplementasikan karena kualitas banyak sekolah di Palembang tak memenuhi standar, sehinga orang tua bertumpu di sekolah unggulan. Kita akan standarisasi kualitas pendidikan, terutama di SD-SMP yang menjadi domain Pemkot agar PPDB zonasi bisa berjalan sebagaimana mestinya," katanya.
Dia juga menyebut banyak pungli yang terjadi di PPDB. Selain soal sekolah, dia juga akan upayakan standar kompetensi guru jadi lebih baik. Yudha juga menjanjikan pemberian laptop gratis ke tenaga pengajar. Dalam 100 hari pertama kerja, dia ingin merealisasikan internet gratis di sekolah.
"Pendidikan kini dan dulu berbeda. Sekolah sudah era digitalisasi, kita akan beri fasilitas internet gratis untuk mendukung proses belajar mengajar. Para siswa kini tak lagi belajar dengan mendengar, mencatat dan mengumpulkan tugas tapi dengan internet bisa membuat mereka kreatif dan inovatif," katanya menanggapi pertanyaan panelis.
Dalam debat itu, dia menjawab soal strategi mengurangi kemiskinan. Pihaknya memiliki program pelatihan keahlian gratis menghadapi bonus demografi 2030 di mana usia produktif akan lebih banyak dari non produktif.
"Program ini untuk pengangguran dan warga miskin, kita beri mereka pelatihan keahlian dengan tes minat dan bakat. Hasilnya akan dimasukkan ke database. Ketika ada investor, kita akan paksa pengusaha menerima pegawai dan SDM-nya dari database pengangguran yang sudah diprofile minat dan bakat sehingga pengusaha juga terbantu," ungkpanya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan akses untuk mereka yang ingin menjadi entrepreneur. Selain pelatihan dengan menambah ilmu pengetahuan, juga disiapkan modal usaha dan akses pasar.
Lebih rinci lagi, melalui program andalan pemberian dana ke RT sebesar Rp 50 juta-Rp 100 juta per tahun. Dana itu bisa dipakai untuk membuat dan menyusun program untuk meningkatkan perekonomian warga, seperti menciptakan UMKM di kampung-kampung, pelatihan berjualan online, permodalan dan sebagainya.
(csb/csb)