Gubernur Jambi Al Haris menyebut kabut asap yang menyelimuti wilayahnya merupakan kiriman dari provinsi tetangga. Sebab, luasan lahan yang terbakar cukup rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Kita kemarin pagi rakor karhutla di Menkopolhukam, karena ada 3 daerah yang karhutla nya masih sangat tinggi di Indonesia, yakni Sumsel, Kalimantan juga. Nah untuk yang terendah itu di Jambi maupun Riau," kata Al Haris, Selasa (10/10/2023).
Al Haris mengungkapkan sepanjang 1 Januari hingga 07 Oktober luas lahan yang terbakar di Jambi hanya 1.063,30 hektare. Jumlah itu relatif kecil jika dibandingkan karhutla 2015-2019 lalu.
"Ya kalau dibandingkan tahun-tahun lalu seperti 2015 dan 2019 itu perbedaannya sangat jauh dari tahun 2023 ini. Kalau 2015 berdasarkan data KLHK luas karhutla itu ada 115 ribu sekian, lalu 2019 ada 56 ribu sekian, dan sekarang 2023 itu ada 1.063 sekian. Artinya sangat jauh sekali perbandingannya," kata Al Haris, Selasa (10/10/2023).
Tidak hanya itu, kata dia, Pemprov Jambi sudah mengambil kebijakan meminimalisir dampak langsung masyarakat dari kabut asap kiriman tersebut. Salah satunya memberlakukan sekolah daring buat pelajar tingkat SMA/SMK sederajat, meski hanya sepekan.
"Ya kan kemarin karena asap pekat kiriman, kita liburkan jadi daring. Tapi kini sekolah tatap muka kita lakukan karena ini permintaan pihak sekolah atau guru, agar anak-anak tidak ketinggalan mata pelajarannya, study nya juga kan maka sekolah tatap muka diberlakukan lagi dengan catatan anak-anak pakai masker," ujar Al Haris.
Ia menjelaskan untuk mengatasi karhutla pihaknya menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Meksi hasilnya belum maksimal, tapi setidaknya mengurangi karhutla.
"Nah untuk TMC sudah kita lakukan, nah kemarin kan juga sudah hujan, dari Tanjabbar, dan sekitaran wilayah Jambi lainnya, tetapi belum begitu lama hujannya, tetapi cukup baik lah buat meredakan kabut asap," terang Al Haris.
Simak Video "Video Kota di Pakistan Diselimuti Kabut Asap Berbahaya!"
(mud/mud)