Destinasi wisata Celebes Canyon di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikenal dengan keindahan tebing batu cadasnya yang menjulang indah. Keindahan batuan karst ini disebut-sebut mirip dengan Grand Canyon yang ada di Amerika.
Uniknya, batuan cadas di kawasan Celebes Canyon ini dialiri aliran sungai yang jernih dan tak pernah kering sepanjang tahun. Perpaduan ini pun menghasilkan air terjun mini dan kolam permandian yang digunakan berenang dan berendam oleh wisatawan.
Semua itu terbentuk secara alami akibat fenomena geologi yang berlangsung dalam waktu yang lama. Misalnya saja tebing cadas yang terlihat seperti balok-balok tinggi serta terbentuknya air terjun mini itu dipengaruhi oleh patahan kerak Bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula dengan kolam tempat wisatawan biasanya berendam. Selain karena patahan, kolam ini juga terbentuk karena pusaran air yang terus-menerus mengikis bebatuan sehingga berbentuk kolam.
Terbentuknya Tebing Batu Cadas Celebes Canyon
Dosen Geologi Universitas Hasanuddin, Dr Ir Kaharuddin MS, M.T menjelaskan, terdapat beberapa jenis batuan dengan bentuk unik yang terdapat di Celebes Canyon. Namun, yang menonjol dan memiliki pola unik yakni hamparan batuan bekunya.
Batuan beku sendiri terbentuk dari magma atau isi perut Bumi yang bocor kemudian menjadi keras. Selain itu, ada batu gamping atau batu kapur dan batu pasir yang merupakan poros dilewati magma. Magma kemudian merembes dan membeku menjadi batu di antara bidang-bidang pelapisan bebatuan. Dari sanalah terbentuk kondisi alam yang disebut 'terobosan sill'.
Sill tersebut mempunyai struktur khas yang membuat retak-retak dalam bentuk tiang atau blok. Itulah kemudian menjadi daya tarik bebatuan cadas di Celebes Canyon.
"Sill itu adalah terobosan yang sejajar dengan bidang-bidang pelapisan. Sill mempunyai struktur khas, membuat retak-retak dalam bentuk tiang, bentuk blok-blok, itulah yang khas yang menarik yang kita lihat sebagaimana pada studi lapangan," ujarnya pada detikSulsel, Senin (23/9).
![]() |
Lebih lanjut, Kaharuddin menjelaskan bahwa munculnya pola unik pada batuan di Celebes Canyon itu juga terbentuk karena ada patahan-patahan dan terjadinya erosi atau pengikisan pada sungai. Patahan tersebut menyebabkan perbedaan tinggi di antara bebatuan yang juga membentuk tiga air terjun mini di Celebes Canyon.
"Dia muncul itu pertama di situ ada patahan, ada patahan juga di situ menyebabkan adanya beda tinggi sehingga terjadi air terjun," jelasnya.
"Kalau kita lihat di sana, kondisi batuan alamnya itu tersusun batuan-batuan yang tegak-tegak, balok-balok yang tegak itu. Di celah-celahnya oleh titisan sungai membentuk aliran yang tempat mandi-mandi orang," imbuh Kaharuddin.
Perbedaan Batuan Celebes Canyon dan Grand Canyon
Wisata ini diberi nama Celebes Canyon karena kondisi alamnya yang dianggap mirip dengan Grand Canyon di Amerika. Namun berdasarkan studi lapangan para akademisi Unhas, kondisi alamnya sejatinya berbeda.
Kaharuddin menerangkan bahwa Grand Canyon terbentuk dari batuan sedimen yang patah sehingga membentuk undakan tinggi dan rendah. Dari patahan-patahan itu pun kemudian mengalir air terjun.
"Masalah kondisi kita bandingkan dengan Grand Canyon, kalau Grand Canyon itu kalau kita lihat ada air terjun, batuannya itu dari batuan sedimen semua. Batuan sedimen yang kemungkinan ada patahan di situ, patahan turun sehingga terjadi undak, ada tinggi ada rendah," terangnya.
![]() |
Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa jenis batuan keduanya berbeda. Grand Canyon terbentuk dari batuan sedimen yang patah, sedangkan Celebes Canyon terbentuk dari magma.
"Itulah kondisinya itu beda, Grand Canyon itu batuan sedimen yang patah kalau yang di Barru itu batuan dari perut Bumi namanya magma," kata dia.
Kolam dari Batu Cadas di Celebes Canyon
![]() |
Keunikan lainnya yang tidak bisa ditinggalkan dari Celebes Canyon yakni kolamnya yang terbentuk secara alami. Kolam itu terbentuk dari patahan dan pengikisan akibat bongkahan batu.
Dijelaskan Kaharuddin, lapisan batu dalam bentuk tiang-tiang seperti disebutkan sebelumnya memiliki ketebalan tidak sampai 10 meter sehingga masuk kategori tipis. Kemudian bebatuan itu dijatuhi atau dilewati oleh air terjun secara terus-menerus.
Selain itu, pada waktu sepanjang masa terdapat bongkahan batuan yang jatuh menghantam di daerah sekitar air terjun sehingga tiang-tiang bebatuan akan terlepas satu demi satu. Dengan kikisan air serta hantaman bongkahan batu maka terbentuklah cekungan yang menjadi kolam.
"Air selalu lewat di situ jadi dikikis oleh bongkahan-bongkahan batuan besar kalau banjir dia menghantam ke situ terbentuklah suatu cekungan," paparnya.
Bentuk kolam tersebut disempurnakan oleh pusaran air yang terjadi ketika banjir. Air akan berputar bersama bongkahan batu sehingga terbentur pada dinding-dinding batu kemudian membulat seperti kolam.
"Lagi pula bongkahan batuan yang turun di bawah, kalau dia banjir dia akan terputar. Terputar di bawah itulah yang terbentur di sana (sehingga) dindingnya lama-lama membulat, dia seperti kolam," jelas Kaharuddin.
Kaharuddin mengungkapkan, kondisi tersebut bisa menjadi berbahaya untuk pengunjung. Jika ada wisatawan yang datang ketika banjir, mereka bisa saja mereka jatuh dan ikut terputar di dalam kolam.
"Itu bahayanya kalau banjir ada orang masuk di bawah itu bisa terputar. Tapi saat ini kalau banjir tidak ada orang ke situ," ungkapnya.
Pengembangan Wisata Celebes Canyon
Meskipun sudah terbuka umum dan sering dikunjungi oleh wisatawan, terdapat titik di Celebes Canyon masih dikhawatirkan akan mencelakai pengunjung. Contohnya jika wisatawan mandi di atas air terjun itu bisa saja jatuh dan hanyut ke bawah.
"Cuma memang masih diwaspadai di situ jangan sampai terjadi, tidak diinginkan orang mandi di atas air terjun bukan yang di bawahnya. Kalau yang di bawahnya, bisa juga tapi orang lebih sering di situ (di atas air terjun) banyak paparan-paparan batu di situ, cuma harus diwaspadai jangan sampai ada hanyut ke bawah," ucap Kaharuddin.
Selanjutnya, Kaharuddin juga mengungkapkan bahwa Celebes Canyon menjadi tempat paling kompleks untuk mempelajari ilmu kebumian sehingga potensinya besar untuk dikembangkan sebagai geowisata.
"Sebenarnya kalau kita tata ini Celebes Canyon, bukan cuma itu saja orang bisa jalan-jalan kemana-mana. Semua itu (bisa) untuk mempelajari masalah ilmu kebumian," ungkap dia.
![]() |
Merespons hal tersebut, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Barru Amiruddin, S.Sos, M.Par mengatakan pengembangan Celebes Canyon sudah dimulai sekitar tahun 2017-2018. Di sana juga telah dibangun beberapa fasilitas yang dimulai dari pintu masuk wisata Celebes Canyon.
"Fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata itu dari jalan masuk yang ada papan namanya di atas itu Celebes Canyon," ucapnya.
Kemudian, kata Amiruddin, Dispora telah membeton pematang sawah sebagai jalan masuk menuju bantaran sungai. Di bantaran sungai sendiri sudah ada fasilitas gazebo, toilet, dan jembatan.
"Pematang sawah yang dibeton kurang lebih 200 meter sampai ke bantaran sungainya. Di bantaran sungainya ada fasilitas gazebo, MCK (Mandi Cuci Kakus atau toilet). Kemudian ada walking board-nya itu di pas di atas sungai, kemudian ada tangga-tangga turun ke sungai," jelas Amiruddin.
Adapun saat ini harga tiket belum diterapkan di Celebes Canyon karena Dispora Barru masih mempersiapkan petugasnya. Namun apabila merujuk ke peraturan daerah, wisata ini ke depannya akan dikenai biaya Rp 5.000 per orang untuk tiket masuk.
"Kalau untuk tiket masuk itu sesuai dengan peraturan daerahnya itu Rp 5.000 per orang masuk. Cuma memang ini (penerapan harga tiket) belum, sementara dipersiapkan petugasnya untuk di sana," pungkasnya.
Itulah penjelasan mengenai proses terbentuknya kondisi alam di Celebes Canyon yang unik dan mempesona. Semoga menambah wawasan,detikers!
(alk/alk)