Penangkaran kupu-kupu menjadi salah satu ikon dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Terdapat ratusan spesies kupu-kupu dengan warna indah yang dapat memanjakan mata para pengunjung.
Taman Nasional Bantimurung menjadi salah satu tempat wisata populer di Sulawesi Selatan. Kawasan ini memiliki sejumlah spot wisata yang menarik, seperti air terjun, gua mimpi, pegunungan karst, permandian alam, jembatan gantung, hingga penangkaran kupu-kupu.
Adanya penangkaran kupu-kupu membuat tempat wisata ini dijuluki sebagai "The Kingdom of Butterfly" atau kerajaan kupu-kupu. Tidak hanya melihat keindahan ratusan kupu-kupu, pengunjung juga bisa menambah wawasan tentang hewan insecta tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran dengan pesona keindahan kupu-kupu di tempat ini. Sebelum berkunjung, yuk simak informasi lengkapnya berikut ini sebagai panduan.
Daya Tarik Penangkaran Kupu-kupu Bantimurung
![]() |
Penangkaran kupu-kupu Bantimurung tidak hanya menawarkan visual yang indah bagi para pengunjung. Saat memasuki kawasan penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung cara pengembangbiakan ratusan spesies kupu-kupu.
Tak hanya itu, petugas di kawasan penangkaran ini juga akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana siklus hidup kupu-kupu. Mulai dari telur, larva, pupa kepompong hingga menjadi kupu-kupu dewasa yang cantik.
Proses pengembangbiakan tersebut ditempatkan dalam dua kerangkeng besar. Nantinya kupu-kupu yang telah dewasa akan dilepaskan secara bebas di kawasan khusus yang sediakan. Di dalam kawasan khusus itu, dihiasi juga beragam pepohonan dan bunga-bunga yang menjadi sumber makanan dari kupu-kupu.
Meski begitu, tak semua spesies kupu-kupu dapat ditemukan setiap hari. Biasanya kupu-kupu akan banyak berkeliaran di pepohonan atau hinggap di rongga bunga saat musim pancaroba tiba.
Taman Konservasi Kupu-kupu
![]() |
Kupu-kupu yang telah dewasa tidak ditempatkan di penangkaran, tetapi di taman konservasi. Menariknya, taman ini dibuka untuk seluruh masyarakat umum yang hendak melakukan penelitian terhadap kupu-kupu.
Beberapa spesies dari kupu-kupu di area konservasi tersebut ditampung sebuah tempat khusus yang dilindungi dengan jaring-jaring. Hal ini dilakukan agar memudahkan jika ada yang ingin melakukan penelitian tentang spesies kupu-kupu tertentu di kawasan itu.
Walau tak dapat berterbangan bebas, kupu -kupu taman konservasi telah disediakan beberapa tanaman yang dihinggapinya dan dijadikan sumber makanan bagi para kupu-kupu tersebut.
Museum Kupu-Kupu
![]() |
Sesuai dengan namanya di area ini terdapat beragam spesies kupu-kupu yang telah diawetkan yang sebuah museum. Di museum kupu-kupu itu memiliki ruangan yang berukuran sekitar 10x10 meter.
Pengunjung yang berkunjung ke museum ini akan menyaksikan beragam kupu-kupu yang dipajang di etalase dan dinding museum. Menariknya, di bagian bawah pajangan itu, terdapat sebuah penjelasan singkat mengenai nama dari kupu-kupu, sejarah hingga dari mana habitat aslinya.
Salah satu dari kupu-kupu yang diawetkan di museum ini ialah Kupu-kupu Ulyses. Kupu-kupu ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kupu-kupu lainnya. Dengan perpaduan warna yang indah antara biru terang dengan hitam.
![]() |
Akses dan Lokasi Penangkaran Kupu-kupu
Jika ingin berkunjung di area penangkaran kupu-kupu Bantimurung ini, lokasinya tak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Jika berangkat dari pusat Kota Makassar akan memakan jarak tempuh sekitar 12 kilometer.
Alamat tepatnya berada di Jalan Poros Maros-Bone Kalabbirang, Bantimurung, Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Adapun lokasi kawasan penangkaran, konservasi dan museum kupu-kupu ini berada di area khusus sebelum masuk ke pemandian air terjun di Taman Nasional Bantimurung. Tepatnya di sebelah kanan setelah memasuki loket penjualan tiket.
Tak perlu khawatir terkait akses jalan, karena jalanan menuju lokasi penangkaran sangat memadai. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan ditemani kabut. Asyiknya lagi dalam perjalanan menuju lokasi pengunjung akan melewati berbagai desa dengan suasana sejuk dari alam yang masih asri.
Sebelum memasuki area taman ini, detikers akan disambut dengan sebuah patung kupu-kupu yang menempel di atas bangunan gerbang. Selain itu, di area gerbang terdapat sebuah patung kera berukuran besar. Waktu tempuh gerbang menuju lokasi penangkaran, konservasi dan museum kupu-kupu yang masih berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung hanya sekitar 2 menit.
Tiket dan Waktu Operasional
Karena kawasan penangkaran, konservasi dan museum kupu-kupu ini masih mencakup area dari Taman Nasional Bantimurung, detikers hanya perlu membayar tiket masuk. Tarif yang dibanderol yakni sebesar Rp 30.000-an untuk wisatawan lokal dan sebesar Rp 225.000 untuk wisatawan asing.
Adapun untuk memasuki kawasan Museum Kupu-Kupu detikers hanya perlu membayar sebanyak Rp 5.000 per orang. Dengan harga ini, detikers sudah bisa melihat berbagai koleksi spesies kupu-kupu di museum, berkunjung ke taman konservasi dan penangkarannya.
Jika tertarik, detikers bisa berkujung pada 06.00-18.00 Wita. Tempat wisata ini buka setiap hati, baik weekdays maupun weekend.
Asal Mula Julukan The Kingdom of Butterfly
![]() |
Telah disebutkan sebelumnya, wisata penangkaran kupu-kupu di Bantimurung ini juga dijuluki The Kingdom of Butterfly atau Kerajaan Kupu-kupu. Melansir dari situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, julukan kerajaan kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung ini bermula dari seorang naturalis berkebangsaan Inggris, Alfred Russel Wallace yang melakukan eksplorasi. Eksplorasi tersebut dilakukan selama 4 hari dari tanggal 19-22 September 1857.
Dari penemuannya, Wallace berhasil mengoleksi 232 jenis kupu-kupu. Jumlah tersebut terdiri dari 139 jenis Papilionoidea, 70 jenis Hedyloidea atau ngengat (moths) dan 23 jenis Hesperioidae (skippers).
Kemudian sekitar 207 jenis kupu-kupu temuan Wallace itu diabadikan di museum kupu-kupu yang berada di sekitaran Amansanga, Kabupaten Maros atau Tompokbalang. Sisanya, Wallace mengoleksi kupu-kupu (Lepidoptera) sebanyak 25 jenis, hanya 6 jenis Papilionoidea.
Dari hasil penemuan Wallace ini juga dituangkan dalam sebuah buku berjudul "The Malay Archipelago" tahun 1869. Dalam isi buku tersebut terdapat sebuah ungkapan kekaguman Wallace yang berbunyi ""Ketika matahari bersinar terik, sekitar siang hari, bantaran sungai yang lembab di atas air terjun menghadirkan pemandangan indah, kilauan sekumpulan kupu-kupu oranye, kuning, putih, biru, dan hijau yang ketika diganggu beterbangan ratusan kupu-kupu di udara membentuk awan yang berwarna-warni".
Dilansir dari situs resmi Indonesia Baik oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Taman Nasional Bantimurung ini julukan sebagai The King of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu) didasarkan pada temuan yang semakin banyak jumlahnya dari sebelumnya, hingga mencapai 240 jenis Papilionoidea (kupu-kupu ekor layang-layang) yang berhasil identifikasi pada akhir 2016. Banyaknya jumlah jenis Papilionoidea pun ditemukan lagi 5 famili di dalamnya.
5 famili yang terklasifikasi dalam jenis Papilionoidea itu ialah 111 jenis Nymphalidae, 25 jenis Papilionidae, 28 jenis Pieridae, 74 jenis Lycanidae dan 2 jenis Riodinidae. Karena banyak kupu-kupu ini jugalah yang membuat kawasan Bantimurung di jadikan sebagai Taman Nasional
Tercatat taman ini memiliki luas yang mencapai sekitar 43.750 hektar. Dari luas taman ini terdiri dari cagar alam, taman wisata alam, hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap.
Nah, itulah sekumpulan informasi tentang penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, Maros. Semoga informasi ini menambah wawasan detikers ya!
(alk/alk)