Masjid Amirul Mukminin merupakan salah satu ikon dari Kota Makassar. Masjid ini memiliki keunikan karena bangunan utamanya berada di atas permukaan laut, hal ini juga yang membuatnya disebut sebagai "Masjid Terapung".
Masjid terapung ini berada di kawasan Pantai Losari, jaraknya sekitar 1 kilometer dari Anjungan Pantai Losari. Kemegahan dan keunikan bangunan masjid ini membuatnya tidak hanya sebagai tempat ibadah bagi umat muslim, tetapi juga sebagai tempat wisata.
Bangunannya yang megah dengan dominasi paduan warna abu-abu dan biru membuatnya nampak elegan, terlebih saat malam hari. Cahaya lampu dari bangunan masjid di tengah kegelapan malam menambah estetika dari bangunan masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua menara yang menjulang dengan diameter kubah sebesar 9 meter juga menambah keanggunan masjid tersebut.
![]() |
Dari segi interior, Masjid Amirul Mukminin memiliki tiga lantai. Lantai dasar untuk jemaah laki-laki, lantai dua untuk jamaah perempuan dan lantai tiga diperuntukan bagi orang yang akan shalat sunnah sendirian. Tempat wudhu untuk laki laki di bagian selatan, dan perempuan di bagian utara.
Bagian dalam terdapat banyak hiasan lampu gantung bulat putih yang menambah keindahan interior masjid. Tak hanya menikmati keindahan interior, pengunjung masjid juga dapat merasakan sensasi sepoi-sepoi angin laut di dalam masjid.
Masjid seluas 1.683 meter persegi ini ditopang oleh 164 tiang pancang membuatnya kokoh berdiri di atas permukaan laut Pantai Losari. Saat air laut pasang, ratusan tiang pancang tersebut akan tertutupi air laut dan memberikan kesan masjid yang benar-benar terapung.
Untuk lebih menambah wawasan, berikut ini ulasan tentang Masjid Amirul Mukminin dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber. Simak ya!
Sejarah Pembangunan Masjid Amirul Mukminin
![]() |
Dilansir dari Jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang berjudul "Manajemen Masjid dalam Meningkatkan Daya Tarik (Masjid Amirul Mukminin Makassar)" disebutkan bahwa desain Masjid Amirul Mukminin tidak lepas dari campur tangan Muhammad Ramdhan Pomanto. Ia adalah perencana dan perancang desain masjid ini.
Dari pembangunan masjid ini, Danny memiliki tujuan untuk memudahkan para pengunjung atau warga masyarakat muslim yang sedang berkunjung ke Pantai Losari agar dapat kapan saja tetap melaksanakan kewajiban shalat lima waktunya di masjid.
Selama ini ia menemukan masalah bahwa masyarakat merasa kesulitan saat ingin menikmati sunset lalu shalat magrib, dikarenakan harus harus berjalan ke masjid di Kampung Melayu atau masjid di belakang Arya Duta, yang dirasa cukup jauh dari pelataran Bahari (pelataran utama di Pantai Losari).
Setelah dirancang oleh Danny Pomanto, proses pembangunan Masjid Amirul Mukminin dimulai pada tanggal 8 Mei 2009.
Masjid ini adalah bagian dari renovasi besar-besaran Pantai Losari selama pemerintahan bapak Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin M.M. Kala itu, juga dibangun pelataran Bahari, pelataran Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.
Ketika pelataran Bugis dan Makassar serta pelataran utama (Bahari) selesai dibangun. Masjid Amirul Mukminin diresmikan kembali oleh Walikota Makassar Ir. H.Ilham Arief Sirajuddin M.M. tanggal 8 Maret 2013 lalu.
Fungsi Masjid Amirul Mukminin
![]() |
Sebagaimana mestinya, Masjid Amirul Mukminin difungsikan sebagai tempat beribadah para jemaah umat Islam. Kapasitas dalam masjid ini mampu menampung sekitar 400 hingga 500 jemaah. Jika jalur masuknya juga digunakan, maka dapat menampung hingga 1000-an jemaah.
Selain tempat beribadah, masjid ini juga kerap dilakukan kegiatan lain seperti prewedding, arisan, nikah massal dan lain-lain. Tak jarang pula mashid ini menjadi tempat diskusi keagamaan dan tempat berkumpul para tokoh masyarakat.
Selain itu, petugas Masjid juga terbuka untuk menggelar berbagai acara yang diusulkan oleh jemaah. Namun demikian, kegiatan tersebut haruslah yang bermanfaat dan tidak melanggar norma agama.
Filosofi Penamaan Masjid Amirul Mukminin
![]() |
Selain desainnya yang cantik, Masjid terapung ini juga punya filosofi nama yang menarik.
Konon jika dilihat dari atas, masjid ini terlihat menyerupai angka 99 yang merupakan representasi jumlah nama Allah SWT atau 99 Asmaul Husna. Dikutip dari detikTravel, masjid ini memiliki nama lain Masjid 99 Al Makazzary di mana nama Al Makazzary ditujukan untuk salah seorang imam besar Masjidil Haram, Syekh Yusuf.
Sedangkan nama Amirul Mukminin dikarenakan biaya pembangunan masjid ini adalah sumbangan dari beberapa orang pemimpin. Murni tidak menggunakan anggaran dari daerah, melainkan sumbangan tokoh dan masyarakat sendiri.
Daya Tarik Masjid Amirul Makassar
Pantauan detikSulsel pada Senin (28/8/2023) lalu, Masjid Amirul Mukminin bercahaya di malam hari dimulai sekitar pukul 5.30 sore. Hal ini sangat menarik perhatian masyarakat Islam maupun non-Islam untuk berkunjung dan mengabadikan momen.
Selain kerlap-kerlip cahaya yang menarik, arsitektur yang megah dan menawan, masjid ini juga menyuguhkan panorama sunset yang elok kala senja. Hal inilah yang kerap dijadikan spot untuk berfoto bagi para pengunjung yang datang.
![]() |
Kala waktu sholat tiba, suara Imam yang merdu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Memasuki area dalam masjid, rak-rak buku yang berisi tumpukan Al-Quran yang tersusun rapi, serta kaligrafi arab yang cantik menghiasi dinding-dinding masjid.
Nah itulah tadi informasi mengenai Masjid Amirul Mukminin. Apakah detikers tertarik untuk berkunjung ke sana?
(edr/alk)