Misteri Dua Ekor Buaya Jelmaan Manusia di Museum Tuah Himba Tenggarong

Kalimantan Timur

Misteri Dua Ekor Buaya Jelmaan Manusia di Museum Tuah Himba Tenggarong

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Minggu, 05 Feb 2023 19:25 WIB
Museum kayu yang berada di Tenggarong, Kukar.
Foto: Museum kayu yang berada di Tenggarong, Kukar. (Muhammad Budi Kurniawan/detikcom)
Makassar -

Museum Kayu Tuah Himba di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki sepasang buaya muara berkurang besar yang diawetkan. Mitosnya, dua ekor buaya tersebut merupakan jelmaan dari manusia.

Dua buaya itu, dinamakan buaya Sangatta dan buaya Muara Kayu. Penamaan itu lantaran masing-masing buaya ditangkap di wilayah Kecamatan Sangatta Kutim, dan di Muara Badak, Kukar.

Buaya yang pernah memangsa warga itu diawetkan dan dijadikan pesan bagi warga untuk berhati-hati saat berada di sungai maupun di muara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Lapangan Museum Kayu Tuah Himba Tenggarong, Sophyan Hadi mengatakan, dua buaya yang berada di museum merupakan jelmaan dari manusia yang melakukan pertapaan berpuluh-puluh tahun. Pertapaan itu diduga membuat manusia tersebut dapat berubah menjadi seekor buaya.

"Ya kalau mitos yang berkembang ya, sesuai dengan hasil penerawangan, kemarin ada acara Tukul jalan-jalan waktu itu di Museum Kayu di tahun 2013. Bersama dengan Ustadz Sholeh Pati. Menurut penerawangannya beliau buaya yang di museum kayu ini adalah jelmaan dari seseorang yang melakukan tapa," kata Sophyan kepada detikcom, Sabtu (4/2/2023).

ADVERTISEMENT

"Jadi dia betapa beberapa puluh tahun jadi dia bisa berubah menjadi Buaya. Itu keduanya," imbuhnya.

Museum kayu yang berada di Tenggarong, Kukar.Foto: Buaya di museum kayu yang berada di Tenggarong, Kukar. (Muhammad Budi Kurniawan/detikcom)

Oleh Ustadz Sholeh Pati, cerita itu digambar dengan sebuah lukisan sketsa jelmaan buaya yang mana merupakan suami istri. Keduanya menggunakan mahkota layaknya raja dan ratu penguasa alam gaib di sungai tempat mereka ditemukan.

Konon, kedua buaya tersebut memakan manusia guna tujuan merubah nasibnya kala itu.

"Jadi dari penerawangan dari Ustadz Sholeh Pati mengatakan kedua buaya ini adalah jelmaan suami istri yang menganut ilmu hitam," terangnya.

Menurut cerita rakyat sekitar yang berkembang, buaya memakan manusia dapat dilihat dari jumlah batu yang ditemukan dari dalam perutnya. Saat dievakuasi dan dilakukan pembelahan, di kedua tubuh buaya ditemukan beberapa batu.

Di perut buaya Sangatta, ditemukan lima batu yang artinya dia telah memangsa lima manusia. Sedangkan di tubuh buaya Muara Badak ditemukan tiga batu yang artinya dia telah memakan tiga manusia.

"Ya ditemukan lima batu di tubuh buaya Sangatta, dan tiga batu di tubuh buaya Muara Badak," ungkap Sophyan.

Hal mistis lainnya yaitu, museum kayu ini disebut-sebut merupakan terminal bagi makhluk astral berkumpul. Di museum ini juga sering terjadi fenomena mistis yaitu suara tapak kaki berjalan meski di dalam museum tidak ada satu pun orang.

Karena hal mistis itu, tak jarang para pengunjung kesurupan saat berada di dalam museum. Notabene para pengunjung yang kesurupan adalah wanita.

"Sering memang pengunjung yang datang kesurupan, paling banyak perempuan," sebutnya.

Karena dianggap keramat, ada beberapa pantangan bagi para pengunjung yang datang ke museum ini, di antaranya tidak berperilaku buruk. Para pengunjung juga harus menjaga perkataannya selama berada di dalam museum.

"Kalau untuk larangan secara tertulis tidak ada, tetapi Kalau kita melihat banyak kebiasaan orang yang datang kesini, di sana ada pembicaraan kurang baik," pungkasnya.




(urw/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads