3 Rahasia di Balik Kekukuhan Bangunan Romawi Kuno

3 Rahasia di Balik Kekukuhan Bangunan Romawi Kuno

Tim detikEdu - detikSulsel
Selasa, 10 Jan 2023 22:00 WIB
Turis menunggu dalam antrian untuk memasuki Colosseum di Roma, Italia, Jumat, 6 Agustus 2021. Apa yang disebut Green Pass, diperlukan mulai Jumat untuk mengakses makan dalam ruangan, teater, kolam renang dalam ruangan, pusat kebugaran, museum, dan pertemuan lainnya tempat dan diberikan kepada siapa pun yang memiliki setidaknya satu dosis vaksin dalam sembilan bulan terakhir, yang telah pulih dari COVID-19 dalam enam bulan terakhir atau dinyatakan negatif dalam 48 jam sebelumnya. (Foto AP/Riccardo De Luca)
Ilustrasi. (Foto: AP/Riccardo De Luca)
Jakarta -

Bangunan Romawi kuno seperti Colosseum, L'Arco atau Pantheon sudah tidak asing lagi di masyarakat. Namun tahukah kamu rahasia arsitektur Romawi itu masih kukuh sampai saat ini?

Dilansir detikEdu, Selasa (10/1/2022), hingga kini bangunan tersebut masih utuh dan bertahan hingga sekarang, sekalipun usianya sudah ribuan tahun. Berikut ini adalah rahasia bangunan Romawi kuno tetap kukuh.

Ada Campuran Beton Inovatif

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, masyarakat Romawi Kuno memiliki campuran beton inovatif. Campuran ini seperti bongkahan putih sederhana yang ditambahkan dalam material campuran yang dapat membuat beton lebih bertahan lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi yang digeluti oleh peneliti asal Amerika Serikat, Italia, dan Swiss telah mengungkap misteri di balik kukuhnya bangunan Romawi tersebut. Mereka menganalisis sampel beton berusia 2.000 tahun yang diambil dari tembok kota di situs arkeologi Privernum, Italia tengah.

Nah, sampel tersebut komposisinya mirip dengan beton lain yang ditemukan di seluruh Kekaisaran Romawi.

ADVERTISEMENT

"Bagi saya, sangat sulit untuk percaya bahwa (insinyur) Romawi kuno tidak akan melakukan pekerjaan dengan baik karena mereka benar-benar berusaha dengan hati-hati saat memilih dan memproses bahan," kata Admir Masic, profesor teknik sipil dan lingkungan di Institut Teknologi Massachusetts, dikutip dari laman CNN Edition pada Senin (9/1/2023).

Disebutkan juga bahwa campuran beton tersebut memungkinkan bangunan untuk "memperbaiki diri sendiri" ketika terkena air.

Ada Campuran yang Tak Ditemukan pada Beton Modern

Laman Haaretz menyebutkan bahwa beton Romawi kuno mengandung butiran kecil kalsium putih yang disebut klas kapur yang awalnya tidak larut. Namun demikian, tetap terperangkap dalam bahan seperti batu.

"Sejak saya pertama kali meneliti beton Romawi kuno, saya selalu terpesona oleh fitur-fitur ini," ungkap Masic.

Kandungan itu disebut tidak ditemukan dalam formulasi beton modern. Peneliti menemukan pecahan kapur putih sebagai kunci beton Romawi kuno bisa memperbaiki diri.

Pakai Sampel Beton dari Privernum

Sampel beton yang dikumpulkan dari Privernum itu dipelajari komposisi mortarnya. Peneliti menggunakan mikroskop elektron dan spektroskopi sinar-x.

Sebelumnya celah di beton telah diisi dengan kalsium karbonat, zat yang sama yang ditemukan di klas. Kemudian disimpulkan bahwa orang Romawi membuat beton melalui proses yang disebut pencampuran panas, yaitu mencampur pasir, abu vulkanik, dan batu kapur yang dibakar, serta air.

Dari pencampuran itu maka dihasilkan hidrasi yang menimbulkan reaksi kimia antara kapur dan air yang menaikkan suhu campuran sampai 200 derajat dan menyebabkan pembentukan bongkahan kecil sisa kapur.

Menurut Masic, apabila beton retak, maka air mengalir melalui celah beton dan melarutkan kalsium dalam kapur. Selanjutnya, kalsium mengendap dan mengkristal di sepanjang retakan serta menyegelnya.

Para peneliti untuk memastikan teori ini pun membuat tabung atau silinder Romawi, terinspirasi dari beton yang diproduksi dengan teknik pencampuran panas. Ketika beton terbentuk, mereka memecah tabung tersebut menjadi dua dengan jarak 0,5 mm dan membiarkannya berada di bawah air mengalir.

Hasilnya, selang satu hingga tiga pekan retakan menutup. Sementara silinder kontrol yang dibuat dengan semen modern tetap rusak.

Hal tersebut menjadi petunjuk bahwa kunci kekuatan beton Romawi terdapat dalam catatan sejarah. Sebuah proses yang melepaskan "panas laten" dalam produksi beton dijelaskan oleh arsitek dan insinyur Romawi Vitruvius.

Meski begitu, Masic menuturkan ini adalah kali pertamanya mereka dapat mengidentifikasi teknik yang digunakan dan mereproduksi daya tahan beton Romawi yang luar biasa.




(asm/alk)

Hide Ads