Sungai Lampa'an Labobo di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki kisah mistis yang banyak dipercaya masyarakat. Salah satunya pantangan menggunakan hal-hal yang berwarna kuning saat mengunjungi sungai ini.
Sungai Lampa'an Labobo terletak di Kelurahan Batu, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap. Sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Sidrap.
Pengunjung Sungai Lampa'an Labobo dilarang keras menggunakan sesuatu yang berwarna kuning termasuk perhiasan emas. Larangan ini telah menjadi kepercayaan turun temurun masyarakat di wilayah sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah lama tahu dan menjaga tradisi (larangan berbaju kuning)," ujar pengelola wisata sungai Lampa'an Labobo, Muh. Zaenal Maarif kepada detikSulsel, jumat (13/10/2022).
Zaenal mengungkap, pernah ada peristiwa pengunjung yang kesurupan. Saat itu, yang "masuk" ke tubuh pengunjung mengaku sebagai penjaga Sungai Lampa'an Labobo.
"Dia tunjuk orang yang pakai baju kuning dan melarang pakai baju kuning," paparnya.
Meski demikian Zaenal tidak mengetahui asal muasal larangan menggunakan warna kuning di Sungai Lampa'an Labobo. Hanya saja kepercayaan tersebut ditanamkan secara turun menurun.
"Semua yang warna kuning dilarang. Mulai baju, celana, cincin emas juga termasuk dilarang dibawa ke sungai," imbuhnya.
Zaenal melanjutkan, yang melanggar larangan ini bisa kesurupan hingga mendapatkan akibat fatal.
"Itu dipercaya bisa saja kecelakaan saat di lokasi atau saat pulang. Pernah ada yang nekat pakai pakaian kuning dia jatuh di sungai dan kakinya lecet-lecet," jelasnya.
Sungai Sakral yang Dipercaya Dapat Kabulkan Doa
Selain kepercayaan masyarakat terkait larangan di Sungai Lampa'an Labobo, masyarakat juga percaya sungai tersebut dapat mengabulkan doa. Bahkan, pengunjung dari daerah lain ramai mengunjungi sungai tersebut untuk memanjatkan doa.
Zainal mengatakan pada tahun 2020 lalu, sungai ini ramai dikunjungi masyarakat setelah salah seorang pengunjung mengunggah kisah pengalaman seorang yang sembuh ketika mandi di sungai tersebut di media sosial Facebook. Kisah tersebut pun membuat heboh hingga banyak yang berdatangan ke sungai tersebut.
Akhirnya warga sekitar pun membuat balai-balai dan mushala kecil di sekitar sungai Lampa'an Labobo. Mereka menyewakan balai dan juga ban yang dapat dipakai berenang pengunjung yang datang.
"Sempat ada yg masukkan di Facebook, katanya sembuh dari sana (sungai Lampa'an Labobo). Itu jadi semakin ramai yang datang," jelasnya.
Soal khasiat sungai ini, Zaenal mengungkap banyak yang mengaku merasakan langsung. Antara lain ada pengunjung yang memiliki penyakit kemudian berdoa di sungai dan merasa doanya dikabulkan.
"Jadi misalnya ada yang mengaku dia punya penyakit tertentu, kemudian dia percaya sembuh setelah dari sini (sungai Lampa'an Labobo) mandi," paparnya.
Selain itu, juga ia mengaku pernah mendengar ada seorang perempuan yang berniat ke Sungai Lampa'an Labobo untuk meminta agar dapat jodoh. Ternyata sehabis dari mandi dan berdoa di sungai, doanya terkabul.
"Pernah juga ada kejadian, seorang wanita tidak ada jodoh setelah dia dari sungai (Lampa'an Labobo) dia mendapatkan jodoh," paparnya.
Dipercaya Sebagai Tempat Mandi Bidadari
Adapun arti dari Lampa'an Labobo menurut Zaenal merupakan bahasa dari masyarakat pegunungan di Sidrap yang berarti berarti sungai yang tenang. Secara filosofis dihubungkan bahwa air tersebut memberikan kesejukan dan dapat menenangkan jiwa dan raga.
"Jadi Lampa'an Labobo kalau masyarakat di sini (pegunungan Sidrap) artinya sungai yang tenang. Ya coba kita ke sana, itu kita merasa sejuk dan tenang pikiran saat mandi atau merasakan airnya langsung," bebernya.
Di sisi lain, Sungai Lampa'an Labobo juga menyimpan cerita legenda yakni dipercaya menjadi tempat mandi bidadari. Hal ini yang kemudian juga dihubungkan masyarakat bisa menjadi tempat terkabulnya doa dan menjadi penyembuh bagi yang punya penyakit.
"Dulu sungai itu menurut cerita yang berkembang tempat mandi bidadari. Sehingga orang hubung-hubungkan semua. Airnya tenang, bisa menyembuhkan, dan sampai berdoa disitu keinginan terwujud," rincinya.
Misteri Dukun La Hitung
Tidak hanya itu, Sungai Lampa'an Labobo ternyata sejak lama sudah menjadi sungai yang dianggap mistis oleh masyarakat sekitar. Bahkan dulu ada seorang dukun yang setiap tahun mengadakan ritual di sungai tersebut.
Warga sekitar, Dalle menjelaskan sejak ia kecil ada seorang dukung bernama La Hitung yang sering mengadakan acara seperti menabuh gendang dan memberikan semacam persembahan ke Sungai Lampa'an Labobo.
"Ada dukung namanya Pak La Hitung. Dia dukun di sini dia yang memimpin acara ritual setiap tahun," bebernya.
Prosesi yang dilaksanakan tersebut ditentukan waktunya sendiri oleh La Hitung. Dalle masih mengingat ada acara memainkan gendang dan sesajen ketika prosesi adat di Sungai Lampa'an Labobo dimulai.
"Itu kalau pas berlangsung ritual banyak orang. Penuh itu di sekitar sungai. Main gendang dan juga ada perahu dari batang pisang di isi ketan, pisang dan sebagainya dan dilarutkan di sungai," jelasnya.
Hanya saja Dalle mengaku tidak mengerti proses ritual yang dilakukan La Hitung. Setelah La Hitung meninggal sudah tidak pernah lagi diakan ritual seperti yang dilakukan La Hitung.
"Setelah La Hitung meninggal tidak ada yang tahu caranya buat seperti itu jadi tidak ada yang lakukan lagi (ritual persembahan)," tegasnya.
(alk/nvl)