Kenangan Warga akan Bioskop Arini Makassar yang Legendaris di Era 1980-an

Kenangan Warga akan Bioskop Arini Makassar yang Legendaris di Era 1980-an

Darmawanti Adellia Adipradana - detikSulsel
Minggu, 12 Jun 2022 23:31 WIB
Bioskop Arini Makassar.
Bioskop Arini Makassar yang kini tinggal nama (Foto: Darma/detikSulsel)
Makassar -

Bioskop Arini yang terletak di Jalan Rusa menjadi tempat nonton hits anak muda di Makassar pada tahun 1990-an. Film yang ditayangkan saat itu beragam, dari film karya anak negeri, China hingga Hollywood.

Hasanah (47) salah satu anak muda pada tahun 1980-an yang sering mampir ke bioskop Arini untuk menikmati film favoritnya. Dia biasa menonton bersama teman-temannya di Bioskop Arini.

Hasanah mengatakan, Bioskop Arini pada masa itu memang tempat nongkrong anak muda di Makassar. Pasalnya, tidak hanya tempat menonton, pada gedung tersebut juga disediakan tempat karaoke dan kafe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tempatnya ramai sekali, populer waktu zaman ku dulu. Terus ada tempat karaokenya, banyak ka pergi sama teman-teman ku," ujarnya kepada detikSulsel, Kamis (9/6/2022).

Hasanah mengatakan film yang paling berkesan menurutnya adalah kisah anak tiri Arie Hanggara yang kembali diputar bioskop Arini pada tahun 1990-an. Film ini pertama kali rilis pada 1985. Bahkan, Hasanah mengaku sempat kehabisan tiket saat akan menonton film tersebut untuk kedua kalinya.

ADVERTISEMENT

"Filmnya Arie Hanggara kisah anak tiri tahun 90-an. Pernah saya mau nonton tidak jadi untuk kedua kalinya karena kehabisan tiket," kata Hasanah.

Dia menambahkan, pada masa itu Arini bukan satu-satunya bioskop di Makassar. Tetapi yang lagi hits utamanya di kalangan anak muda Makassar adalah Bioskop Arini.

"Ada sih bioskop lain, tapi dulukan lagi populer ki dia (Bioskop Arini). Jadi yang sering saya masuki bioskop Arini. Dulu banyak bioskop tapi yang lagi hit memang Arini," pungkasnya.

Bioskop Arini Makassar.Bioskop Arini Makassar. Foto: Darma/detikSulsel

Sementara itu, penikmat bioskop Arini lainnya, Hasan (50). Saat itu, Dia juga sering menikmati pertunjukan layar lebar di bioskop Arini, karena letaknya di pusat kota.

Hasan bercerita, awal tahun 90-an bioskop Arini masih sangat ramai. Banyak pengunjung yang antre untuk menonton film yang sedang tayang.

Dia paling ingat pemutaran film 'Driver Taxi' pada tahun 1990 di bioskop Arini. Film barat ini sebenarnya dirilis pada tahun 1976, namun bioskop Arini memutar ulang yang diperuntukkan khusus para sopir taksi di Makassar pada masa itu.

"Tahun '90 itu masih ramai. Masih banyak pengunjungnya. Dulu kan saya di taksi dulu, pernah diputar di sini khusus untuk driver taxi, bercerita tentang bagaimana suka dukanya sopir taksi," ungkapnya kepada detikSulsel, Sabtu (4/6).

Hal ini menjadi kenangan yang paling berkesan baginya tentang bioskop Arini. Menurutnya, dia yang saat itu sebagai pekerja di umur awal 20-an merasa butuh hiburan.

"Paling berkesan di kenangan yang taksi itu, karena dikhususkan memang, kita kan namanya pekerja begitu kadang baru ada waktu untuk nonton begitu, artinya dikhususkan artinya diliburkan untuk satu hari full dengan nonton film itu, jadi itu-mi yang bikin berkesan," ujarnya.

Hasan menambahkan, selain fungsinya, gedung Bioskop Arini saat ini tidak mengalami perubahan. Gedungnya masih sama, hanya warnanya yang pudar. Bahkan catnya pun tidak berubah, masih biru.

"Cuman dulu rapi, mengkilat, bangunannya masih begini-begini saja. Dulu bersih, inikan pudarkan," kata dia.

Bioskop Arini Dulu dan Sekarang

Tidak banyak yang berubah penampilan luar dari gedung Bioskop Arini dulu dan sekarang. Hanya warnanya cat yang memudar termakan waktu.

Papan nama 'Arini' juga masih kokoh berdiri di atas gedung. Bekas-bekas tempat gantung poster film dan tulisan midnight show pada masa jaya bioskop Arini juga masih tersisa.

Berbeda dari penampilan luarnya, bentuk dalam Bioskop Arini sudah berubah seiring pengalihan fungsi gedung. Ada bagian gedung yang kini beralih fungsi menjadi showroom mebel, ada pula yang menjadi warnet game, tetapi ada pula yang tetap dibiarkan kosong.

Mantan pegawai Bioskop Arini, Ramlah mengatakan dulu penampilan Bioskop Arini tertata baik. Kursi-kursi penonton tersusun rapi dengan model bertingkat sebagaimana bioskop pada umumnya.

Hanya saja kursi Bioskop Arini dulu bukan kursi empuk seperti yang terdapat pada bioskop zaman sekarang. Melainkan kursi besi seperti yang terdapat di ruang tunggu rumah sakit, tetapi diberi bantal agar penonton nyaman.

"Dia dulu kursinya modelnya besi, pokoknya bertingkat-tingkat kaya tangga, kursinya nyambung tapi di tengah ada terpisah untuk tempat tangga. Kursinya kaya di ruang tunggu rumah sakit tapi dia ada bantalannya dan sandarannya. Lumayan nyaman itu dulu," kata Ramlah kepada detikSulsel, Sabtu (4/6).

Ramlah menambahkan, Bioskop Arini dulu memiliki gedung parkiran . Gedung tersebut yang kini menjadi tempat mebel.

"Ini kan gedung parkirannya sekarang jadi mebel," kata Ramlah.

Ramlah melanjutkan, dulu Bioskop Arini memiliki 3 studio. Terdiri dari Arini 1, Arini 2 dan Arini 3. Studio Arini 1 terletak berdampingan kantin di lantai dua gedung Bioskop Arini. Kemudian di depannya ada Arini 2 dan 3.

Salah satu bekas studio Bioskop Arini saat ini telah berubah fungsi menjadi warnet game. Komposisi ruangan juga telah diubah sesuai fungsinya.

Tetapi studio lainnya tetap dibiarkan kosong, karena tidak ada yang menyewanya. Nampak di balik kaca pintu rongsokan bekas peralatan bioskop terhambur tidak beraturan.

"Ada tiga studio. Kantin satu lantai sama bioskop. Kalau posisi di sini (salah satu studio) GIX (warnet game)," pungkasnya.




(tau/nvl)

Hide Ads