Petani milenial atau Brigade Malomoe di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyoroti sikap kepala desa (kades) dan Babinsa Desa Labongnge yang menyita bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Pasalnya, penyitaan itu tanpa didasari surat dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP).
"Kami anggota Brigade terima bantuan dari Kementerian Pertanian. Tetapi Pak Desa yang ambil, dan pas kami minta ditarik oleh Babinsa Desa Labongnge," ujar Manager Brigade Malomoe Desa Labongnge, Irfan Gunawan kepada detikSulsel, Senin (7/4/2025).
Irfan mengatakan, bantuan alsintan itu merupakan program dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian. Brigade Malomoe kemudian menerima bantuan berupa traktor, rotavator hingga mesin menanam padi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu program pemerintah untuk bantuan alsintan. Kami penerima traktor roda 4, traktor roda 2, rotavator, transplanter atau mesin tanam padi," katanya.
Dia menerangkan, bantuan alsintan itu diberikan secara bertahap. Traktor roda 4 baru diterima pada 12 Februari 2025 yang diserahkan Bupati Bone di Kecamatan Kajuara.
"Pak Bupati yang serahkan ke kami. Setelah diserahkan kami bawa langsung ke Desa Labongnge, Kecamatan Cenrana. Pas itu hari juga Pak Desa minta dibawa ke depan rumahnya," sebutnya.
"Pak Desa bilang saya orang tuamu, bawa mi dulu ke rumah untuk syukuran. Kalau mau dipakai pergi ambil ki," sambung Irfan.
Anggota Brigade Malomoe kemudian mendatang Kepala Desa Labongnge, Jumriadi untuk meminta traktor tersebut pada 13 Februari lalu. Namun Jumriadi tidak memberikan.
"Pak Desa tidak berikan. Dia bilang dilarang dulu sama Babinsa Desa Labongnge karena ditunggu semua alat keluar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Labongnge Jumriadi mengatakan, Brigade Malomoe dibentuk oleh desa dan diawasi kepala desa. Dia menuturkan bantuan tersebut diamankan karena Brigade Malomoe ingin jalan sendiri.
"Brigade mau jalan sendiri. Mereka tidak mau awasi, makanya Danramil mengambil tindakan tolong dulu alatnya diamankan karena Brigade Malomoe tidak ada berkas yang disuruhkan," ucapnya.
Jumriadi menguraikan, alat itu tidak ditarik hanya diamankan saja. Sebab, dirinya tidak ingin ada masalah terkait sistem pembagiannya.
"Ini anak Brigade (Malomoe) tidak mau mendengarkan arahan. Kan otomatis kalau ada masalah, kami di desa yang bertanggung jawab apakah di sistem pembagiannya. Dan alatnya itu ada sekarang di Koramil (Cenrana)," urainya.
(hsr/sar)