Jalan layang atau elevated road di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), mendadak berubah menjadi destinasi wisata bagi masyarakat atau pengendara yang melintas. Polisi pun memberi ultimatum kepada pengendara agar aktivitasnya di lokasi tidak menimbulkan kemacetan di akses Jalan Poros Maros-Bone tersebut.
Kondisi tersebut mulai terjadi sejak jalan layang yang terletak di Tompo Ladang, Desa Padaelo, Kecamatan Mallawa mulai beroperasi 19 Maret lalu. Sejak memasuki masa mudik dan arus balik Lebaran, lokasi itu dipadati pengendara untuk berfoto.
"Ada warna baru di Tompo Ladang. Ada destinasi wisata dadakan yang para pengendara singgah di elevated istirahat dan berfoto," ungkap Kasat Lantas Polres Maros Iptu Kamaluddin kepada detikSulsel, Minggu (6/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan layang tersebut sebelumnya dibangun menggunakan APBN sebesar Rp 138 miliar dengan panjang jalur 400 meter. Elevated road di Tompo Ladang dibangun untuk mengurangi kemacetan di lokasi.
Kamaluddin mengaku arus lalu lintas di jalan tersebut kini ramai dan lancar. Kendaraan motor maupun mobil kerap berjejer di tepi jalan karena pengendara singgah beristirahat.
Lokasi jalan layang menjadi daya tarik tersendiri karena pengendara bisa menikmati pemandangan. Namun dia mengaku kondisi ini bisa saja menimbulkan kemacetan karena banyak kendaraan parkir di tepi jalan.
"Kami sudah tegur beberapa pengendara, sebab kalau tidak ditegur akan menghalangi lalu lintas, karena kendaraannya parkir di badan jalan," tuturnya.
Sejumlah aparat kepolisian pun disiagakan untuk melakukan patroli secara berkala. Kamaluddin berharap pengendara berhati-hati dan meningkatkan kesadaran berlalu lintas di jalan layang tersebut.
"Kami juga sarankan petugas untuk memantau seluruh pengendara di Tompo Ladang," tambah Kamaluddin.
Selama arus balik Lebaran, Kamaluddin memastikan arus lalu lintas di Jalan Poros Maros-Bone tetap lancar. Dia menilai sejauh ini belum ada gangguan signifikan sejak pengendara menjadikan jalan layang sebagai wisata dadakan.
"Tidak mengganggu lalu lintas. Tetapi kalau banyak kendaraan yang singgah, ada titik yang menjadi perlambatan karena parkir di badan jalan," imbuhnya.
Arus balik Lebaran di jalan layang tersebut dianggap sudah memasuki puncaknya pada Minggu (4/6) kemarin. Volume kendaraan dari arah Maros menuju Makassar mencapai 3.000 unit.
"Volume kendaraan sejak kemarin mengalami peningkatan, termasuk poros Maros-Makassar yang padat kendaraan. Tapi arus lalu lintas tetap terkendali dan lancar," ungkap Kamaluddin.
"Per 12 jam itu sekitar 2.000 sampai 3.000 kendaraan yang masuk Maros menuju Makassar. Sejauh ini tidak ada kemacetan dan roda kendaraan tetap berputar," sambungnya.
Di satu sisi, Kamaluddin melaporkan angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Ketupat 2025 mengalami penurunan dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Pada 2025 ini tercatat ada 17 kasus kecelakaan.
"Untuk jumlah laka dibandingkan tahun 2024 terjadi tren penurunan sekitar 43% dari angka laka Operasi Ketupat tahun 2024 yang mana angka laka sebanyak 31 kejadian, di tahun 2025 Operasi Ketupat 17 kejadian," ucapnya.
Dia berharap arus lalu lintas tetap terkendali. Pihaknya tetap melakukan pengawasan secara berkala hingga Operasi Ketupat 2025 berakhir.
"Termasuk angka fatalitas yang meninggal tahun 2024 ada 3, di Operasi ketupat sampai hari ini 2 orang. Semoga selesai Operasi Ketupat tidak ada lagi kejadian," imbuh Kamaluddin.
(sar/ata)