Polisi menangkap wanita berinisial MW (38), pelaku pembunuhan sadis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap temannya, Asima (54) karena ingin mengambil uang dan emas korban. Pelaku kini telah ditahan di Mapolres Bone.
Dari foto yang diterima detikSulsel, MW berada di salah satu ruangan Satreskrim Polres Bone setelah ditangkap oleh Tim Resmob Polres Bone. MW ditangkap di Dusun Baleleng, Desa Wellulang, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, pada Rabu (12/2) sekitar pukul 22.00 Wita
MW tampak memakai mukena berwarna hitam dengan garis-garis warna krem. Dia ditahan dengan raut muka datar tanpa ekspresi, dan terlihat tidak ada penyesalan usai melakukan pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku sudah mengakui perbuatannya. Dia juga menerangkan bahwa sudah 3 hari direncanakan dengan alasan selalu melihat korban membawa uang dan emas," ujar Kasat Reskrim Polres Bone AKP Yusriadi kepada detikSulsel, Kamis (13/2).
Yusriadi mengatakan, korban bersama pelaku awalnya menuju kebun milik Yustang di Dusun Baleleng, Desa Wellulang, Kecamatan Amali pada Rabu (12/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Keduanya hendak mengambil tempurung kelapa.
"Pada pukul 11.00 sampai 13.00 Wita korban bersama pelaku istirahat di rumah kebun setelah mengambil tempurung kelapa. Kemudian sekitar pukul 13.30 Wita pelaku memukul korban dengan menggunakan besi," katanya.
Dia menerangkan, setelah korban terjatuh pelaku kemudian menusuk korban berulang kali menggunakan gunting. Ketika korban diduga sudah tidak bernyawa, pelaku mengambil kantong milik korban yang berisi 2 buah kalung emas, 1 buah gelang emas, 1 buah cincin, dan uang tunai Rp 7 juta.
"Korban mengalami luka terbuka pada leher sebelah kanan bagian bawah dan meninggal di tempat, ada juga luka memar pada leher bagian kiri. Lalu luka pada kepala bagian belakang dengan panjang 7,5 sentimeter, luka pada kepala bagian atas panjang 8 sentimeter, luka robek pada kepala samping kiri, dan jari tangan tengah sebelah kiri terpotong," sebutnya.
"Setelah pelaku bunuh korbannya dia kemudian mengambil seluruh hartanya termasuk dengan handphone milik korban. Kemudian pelaku memberitahukan pemilik kebun dan berpura-pura kaget setelah melihat korbannya," sambung Yusriadi.
Yusriadi menerangkan, awalnya pelaku pada saat diinterogasi di lokasi tidak mengakui perbuatannya. Kemudian pelaku memberikan keterangan yang tidak sesuai.
"Saat kami interogasi terus pelaku memberikan keterangan yang berbeda, maka dari itu kami langsung melakukan penggeledahan di rumah pelaku. Kami menemukan pakaian atau baju yang digunakan ke kebun terdapat noda darah segar," jelasnya.
(ata/sar)