Kontingen Bone cabang olahraga Muaythai kekurangan anggaran untuk mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2025. Pelatih Muaythai Bone M Idris Andi Palloge terpaksa menjual benda pusaka miliknya untuk mengakomodir operasional atlet selama bertanding.
"Saya jual benda pusaka saya kawali malela dengan harga Rp 1,3 juta untuk kepentingan tim Muaythai Bone yang akan bertanding pada Kejuaraan Daerah Muaythai Sulawesi Selatan pada 15 Januari 2025," ujar M Idris kepada detikSulsel, Senin (13/1/2025).
Lilo sapaan akrab M Idris mengatakan pihaknya telah berkoordinasi ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bone dan Dispora Bone. Namun pihaknya belum mendapat respons.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa hari lalu minta petunjuk ke Ketua KONI, tapi belum direspons. Saya minta petunjuk ke Kadispora, katanya uang pembinaan atlet belum bisa dicairkan untuk tahun ini," katanya.
"Untuk pengurus Muaythai Bone tidak ditahu lagi siapa. Memang selama ini pengurus tidak ada kontribusinya," sambung Lilo.
Lilo menganggap cabor Muaythai kurang mendapat perhatian. Dari sejumlah kejuaraan atau turnamen, atlet Muaythai Bone kerap mengandalkan dana pribadi.
"Untuk uang pembinaan atlet katanya ada, mungkin ya hanya pengurus yang atur dan tau itu. Kalau ada kegiatan kami hanya mengandalkan saweran," terangnya.
Lilo menjelaskan ada banyak atlet yang dipersiapkan untuk mengikuti Kejurda Sulsel. Namun pihaknya kini hanya bisa mengikutkan dua atlet Muaythai dalam Kejurda Sulsel akibat kendala biaya.
"Kami persiapkan banyak atlet, tapi tidak ada bentuk dukungan dan pertanggungjawaban dari pengurus makanya hanya dua atlet diikutkan. Biaya pendaftaran satu atlet sebanyak Rp 250 ribu, untuk kontingen Rp 500 ribu, Jadi total Rp 1 juta yang akan dibayar. Sedangkan untuk penginapan nanti kita numpang di kos teman," jelasnya.
Sementara itu, Ketua KONI Bone Andi Haedar mengakui pihaknya tidak memiliki anggaran untuk mengakomodir atlet Muaythai. Hal ini juga dipengaruhi kepengurusan Muaythai Bone yang tidak jelas.
"TIdak adami dana, paling cepat bulan Maret baru bisa cair dananya KONI. Selain itu masalah di Muaythai Bone, ibu ketua sejak pindah ke Kodam tidak pernah datang, baru tidak mau juga menalangi dulu kalau ada kegiatan seperti ini, kasihan atlet kita," pungkas Haedar.
(sar/hmw)