Satgas Kappang mulai melakukan pembatasan terhadap truk untuk melintasi Jalur Poros Maros-Bone, di wilayah Tompo Ladang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pembatasan dilakukan akibat kontur tanah di Tompo Ladang sangat labil.
"Hari ini kita melakukan imbauan untuk truk agar tidak bergerombol lewat Tompo Ladang. Karena kondisi tanahnya sangat labil dan rawan terjadi longsor susulan," ujar Perwira Pengendali Satgas Kappang Iptu Kamaluddin kepada detikSulsel, Senin (27/5/2024).
Iptu Kamal mengatakan, Satgas Kappang sudah akan melakukan koordinasi dengan pelaksana proyek terkait skema lalu lintas yang akan diterapkan. Pembatasan lebih spesifik kepada truk untuk melintas satu per satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita baru koordinasi dengan pelaksana jalan, aturannya kita akan sesuaikan seperti di Jalur Kappang karena kondisi Jalur Tompo Ladang tidak bisa bergerombol melintas. Kontur material di tebing rawan sekali longsor apabila mendapatkan getaran yang bermuatan berat," katanya.
"Jalur Tompo Ladang saat ini meski tidak hujan, kalau truk bergerombol lewat pasti bergetar dan biasa terjadi longsor. Apalagi kalau sudah hujan, sudah pasti menimbulkan longsor susulan yang bisa menutupi badan jalan," sambung Iptu Kamal.
Dia menambahkan, saat ini buka tutup diterapkan per 30 menit baik dari arah Makassar maupun Bone. Namun, durasi antrean mengikuti jumlah volume kendaraan.
"Kita atur setiap 30 menit antreannya di Tompo Ladang. Tetapi, saya sudah sampaikan ke seluruh sopir truk untuk lama antrean mengikuti volume kendaraan, jika dari arah Bone lebih padat itu yang diprioritaskan dulu," jelasnya.
Untuk diketahui, longsor terjadi di Tompo Ladang sudah tiga kali. Longsor pertama terjadi pada pukul 16.30 Wita pada Kamis (23/5), kemudian kembali terjadi pada hari yang sama pukul 17.00 Wita.
Longsor ketiga terjadi pada Minggu (26/5) sekitar pukul 05.00 Wita. Setiap kali longsor tersebut, arus lalu lintas di Tompo Ladang mengalami kemacetan.
(sar/asm)