Warga mengeluhkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) lambat menangani pohon tumbang. Sejumlah kejadian pohon tumbang disebut justru lebih banyak ditangani personel Brimob.
"Sudah ada lima kejadian pohon tumbang selama Ramadan yang turun personel Brimob melakukan evakuasi. Kemana BPBD, apakah alatnya tidak ada," ujar salah seorang warga Kecamatan Tanete Riattang berinisial KC kepada detikSulsel, Kamis (18/4/2024).
KC menuding BPBD Bone tidak turun melakukan evakuasi ketika pohon tumbang di lokasi Seppabulue pada Sabtu (23/3), kemudian kejadian di Jalan Andi Malla pada Selasa (26/3), lalu di Jalur 2 Soddange pada Rabu (3/4). Selain itu sempat ada kejadian di Poros Bone-Sinjai di Kelurahan Apala, dan di Lappoase pada Senin (8/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa aduan masuk ke Posko Emergency tapi yang turun tetap Brimob. Saya heran dengan BPBD, yang dulunya cepat saat ada pohon tumbang, dan akhir-akhir ini sudah tidak," katanya.
Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Bone Muh Ihsan mengakui pihaknya kekurangan fasilitas sehingga lamban melakukan penanganan pohon tumbang. Dia berdalih kekurangan alat pemotong potong atau chainsaw.
"2 ji mesin chainsaw memang. Rusak semua saya lihat alat dan tidak bisa lagi diperbaiki, saat kejadian pohon tumbang mesin kami dalam perbaikan," ucap Ihsan.
Ihsan tidak menampik kondisi itu membuatnya dibantu aparat dari satuan Brimob yang tergabung Batalyon C Pelopor. Pihak mengapresiasi kinerja kepolisian yang ikut membantu.
"Memang ada rusak chainsaw, dan sementara perbaikan waktu ada pohon tumbang di Jalan Poros Bone-Sinjai beberapa saat lalu. Untungnya ada Brimob yang cepat turun juga makanya pohon itu bisa dievakuasi," katanya.
Ihsan mengungkapkan, biaya pemeliharaan alat dalam dokumen pelaksana anggaran (DPA) juga tidak dianggarkan. Bahkan alat yang rusak menggunakan uang pribadi untuk memperbaiki.
"Bayangkan saja, biaya pemeliharaan tidak ada di DPA. Jadi uang pribadi semua dipakai untuk perbaiki chainsaw yang rusak," bebernya.
"Harus pi pengadaan baru, tidak bisa tidak. Minimal 3 chainsaw. Karena begitu rusak alat yang sekarang tidak bisa mi turun," sambung Ihsan.
(sar/hmw)