Pemkab Bone Bentuk Satgas Dorong Penyerapan Jagung Petani Saat Harga Anjlok

Pemkab Bone Bentuk Satgas Dorong Penyerapan Jagung Petani Saat Harga Anjlok

Agung Pramono - detikSulsel
Minggu, 17 Mar 2024 20:00 WIB
Kadis TPHP Bone Andi Asman Sulaiman (kedua dari kanan) menyambut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beberapa saat lalu.
Foto: Kadis TPHP Bone Andi Asman Sulaiman (kedua dari kiri) menyambut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beberapa saat lalu. (Agung Pramono/detikSulsel).
Bone -

Pemkab Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) akan membentuk satuan tugas (satgas) serap jagung. Rencana ini untuk mengatasi harga jagung yang anjlok saat musim panen.

"Insyaallah kita akan pastikan harga jagung di tingkat petani wajar dan tidak ada yang dirugikan. Selain itu membentuk tim satgas serap jagung," kata Kepala Dinas TPHP Bone Andi Asman Sulaiman kepada detikSulsel, Minggu (17/3/2024).

Asman mengatakan, pembentukan tim satgas itu akan melibatkan stakeholder terkait. Dia menegaskan harga jagung di tingkat petani harus dijual dengan harga pokok penjualan (HPP) Rp 4.200 kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dinas TPHP memastikan harga jagung di tingkat petani dibeli secara wajar yakni Rp 4.200/kg," ujarnya.

Dia melanjutkan, Kementerian Pertanian juga sudah menginstruksikan agar menyetop impor jagung saat musim panen. Asman menambahkan, persoalan ini akan dibahas lebih lanjut dengan berbagai pihak.

ADVERTISEMENT

"Sudah ada arahan Mentan RI untuk stop impor jagung, Bulog hadir, HPP Rp 4.200/kg. Dalam waktu dekat ini kami juga lakukan rapat lintas terkait," kata Asman.

Kabid Tanaman Pangan Dinas TPHP Bone Abdul Rauf menambahkan, pemerintah sudah menetapkan HPP jagung. Dia mengaku harganya masih memungkinkan mengalami kenaikan yang menguntungkan petani.

"Iya harga Rp 4.200/kg di petani yang ditetapkan pemerintah, bahkan kemungkinan harganya naik lagi. Karena begitu pengakuan Bulog kemarin waktu rapat dengan Bank Indonesia. Tapi teknisnya itu dari Kementan yang atur semua setelah rapat dengan bulog," kata Rauf.

Rauf mengungkapkan, penyebab harga jagung turun karena saat ini market untuk jagung di Bone sendiri belum begitu luas dan ekspansif. Jagung lebih banyak digunakan sebagai komoditi pakan ternak.

"Karena jagung ini baru untuk pakan ternak. Selebihnya di jual ke PT Japfa, Charoen Pokphand di Makassar," ungkapnya.

Sementara itu, Asisten Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik Kantor Cabang Bone Andi Ishak mengaku pihaknya belum bisa memastikan teknis penyerapan jagung dari tingkat petani. Bulog baru akan menggelar rapat untuk membahas hal itu.

"Besok (Senin) rencana rapat di pusat mengenai ini (teknis penyerapan jagung dari petani," singkat Ishak.

Diberitakan sebelumnya, petani jagung di Bone rela tidak menjual jagungnya karena harga jualnya anjlok. Petani lebih memilih menyimpan jagungnya ketimbang menjualnya dengan harga Rp 3.000/kg.

"Sekarang harga jagung terjun bebas, kisaran Rp 2.800/kg hingga Rp 3.000/kg. Saya lebih pilih tahan jagungku saja dari pada jual rugi," ujar petani jagung asal Kecamatan Amali, Ahmad, Sabtu (16/3).

Ahmad mengatakan bahwa sebelum masa panen raya harga jual jagung masih di angka Rp 6.000 per kilogram hingga Rp 7.000 per kilogram. Menurutnya, petani akan rugi besar jika menjualnya dengan harga Rp 3.000 per kilogram.

"Saya rugi besar dengan penurunan harga tersebut. Jagung yang sudah siap jual harus disimpan sampai harga jagung kembali normal," imbuhnya.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads