Cerita Tim Medis Pemprov Sulsel soal Tantangan Tangani Bencana di Aceh Tamiang

Andi Sitti Nurfaisah - detikSulsel
Minggu, 14 Des 2025 11:00 WIB
Foto: Tim Medis Pemprov Sulsel memberikan pelayanan kesehatan kepada korban bencana di Aceh Tamiang. (dok. Istimewa)
Aceh Tamiang -

Sebanyak 100 personel tim medis diturunkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) untuk penanganan bencana di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Tim medis yang diturunkan bergerak cepat membantu korban terdampak di tengah situasi yang menyulitkan dan penuh tantangan.

Diketahui, 100 tenaga medis dan bantuan logistik disalurkan Pemprov Sulsel ke Aceh Taming sejak Kamis (11/12). Langkah ini dilakukan atas arahan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi darurat pascabencana.

Koordinator Tim Medis Pemprov Sulsel untuk Bencana Sumatera, dr. Arman Bausat menjelaskan, dampak bencana di Aceh Tamiang sangat serius. Sejumlah rumah rusak dan tertutup lumpur sehingga menyulitkan warga melakukan pembersihan.


"Lumpur masih sangat tebal di rumah-rumah warga. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak karena lumpur sulit dikeluarkan," ujar Arman dalam keterangannya, Minggu (14/12/2025).

Arman menjelaskan, tim medis Pemprov Sulsel yang diturunkan dibagi menjadi dua kelompok, yakni tim lapangan dan tim rumah sakit. Tim lapangan berjumlah sekitar 60 orang dan bertugas di 14 posko kesehatan yang tersebar di 14 kecamatan terdampak.

"Setiap posko diisi 5 sampai 6 tenaga medis, terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dan perawat," katanya.

Tim yang berangkat tidak hanya memberikan layanan kesehatan. Tim lapangan juga membawa obat-obatan serta bantuan logistik untuk masyarakat, termasuk beras dan kebutuhan dasar lainnya.

Sementara itu, tim lainnya bertugas di rumah sakit, termasuk melibatkan sekitar 25 dokter spesialis dari berbagai bidang, antara lain penyakit dalam, saraf, ortopedi, bedah umum, THT, bedah mulut, serta dokter gigi.

"Sudah dua hari kami bertugas di rumah sakit," ujar dr. Arman.

Namun keterbatasan fasilitas menjadi tantangan besar. Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang baru kembali beroperasi empat hari lalu.

Sementara kamar operasi baru bisa digunakan dua hari terakhir. Hampir seluruh ruang perawatan, ICU, laboratorium, dan radiologi masih tertutup lumpur.

Kondisi tersebut mendorong tim medis Sulsel bersama unsur TNI melakukan pembersihan ruang poliklinik yang tertutup lumpur. Arman memastikan kondisi ini bisa segera diatasi.

"Alhamdulillah kami bersama nakes dan dibantu TNI membersihkan ruang poliklinik. Insyaallah hari ini sudah bisa digunakan," kata dr. Arman yang juga menjabat Plt Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi.

Ruang tersebut tidak difungsikan sebagai poliklinik, melainkan dialihfungsikan menjadi ruang perawatan. Hal ini karena akses ruang perawatan sebelumnya cukup jauh dari IGD dan belum memungkinkan digunakan.

Di tengah keterbatasan, para tenaga kesehatan juga menghadapi persoalan logistik pribadi, seperti tempat istirahat dan air bersih. Dari sisi penanganan medis, banyak korban bencana yang harus menjalani tindakan operasi, termasuk kasus patah tulang dan cedera akibat tertimpa kayu atau material bangunan.

Selain tenaga medis, Pemprov Sulsel juga mengirimkan sekitar 8 ton bantuan logistik berupa sembako serta bantuan genset. Bantuan tersebut didistribusikan melalui BPBD kepada masyarakat dan kelompok relawan, termasuk Baznas.

"Alhamdulillah hampir semuanya sudah terdistribusi," kata dr. Arman.

Sebanyak 14 unit genset disalurkan ke dinas kesehatan untuk kemudian didistribusikan ke puskesmas-puskesmas di 14 kecamatan yang mengalami pemadaman listrik. Genset tersebut dilengkapi dengan instalasi lampu 100 dan 50 watt serta instrumen lainnya.



Simak Video "Video: Korban Meninggal Bencana Sumatera Bertambah Jadi 964 "

(sar/ata)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork